Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) memberikan insentif pajak kendaraan bermotor bagi pelaku pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan perusahaan. Hal itu dilakukan untuk mendongkrak perekonomian di Jateng.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2025 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor Pembuatan Tahun 2024 dan Sebelum Tahun 2024.
Adapun besaran insentif pajak yang diberikan beragam, mulai dari penurunan tarif pajak kendaraan angkutan barang menjadi efektif 72%, dan tarif kendaraan angkutan orang dari 50% menjadi 36%. Ada pula diskon Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pertama (BBNKB I) hingga 50% bagi perusahaan yang berinvestasi di Jateng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, menyebut kebijakan tersebut hanya dilakukan oleh Pemprov Jateng. Hal tersebut disampaikan Luthfi saat membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) The Series Semarang di Muladi Dome, Universitas Diponegoro, Semarang, Rabu (24/9/2025).
"Provinsi Jawa Tengah telah memberikan insentif pajak kepada perusahaan-perusahaan. Jadi hanya Pemerintah Jawa Tengah yang memberikan insentif pajak terkait hal itu," sebut Luthfi dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, hari ini.
Luthfi berharap kegiatan tersebut menciptakan transaksi dari masyarakat, tidak hanya menginformasikan perkembangan otomotif. Dengan adanya transaksi di event tersebut, Luthfi menjelaskan, akan menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi di Jateng.
"Secara tidak langsung ini juga akan menambah pendapatan asli daerah (PAD), termasuk Jawa Tengah," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Harian Gaikindo sekaligus Ketua Penyelenggara GIIAS Semarang 2025, Anton Kumonty, pameran tersebut merupakan event keempat di Semarang. Event tersebut digelar untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri otomotif di Indonesia.
Anton menyebut Jateng secara konsisten masuk dalam lima besar wilayah dengan penyebaran kendaraan bermotor terbanyak nasional. Adapun kontribusi pada kuartal pertama 2025 mencapai 5,2%.
Dia menyebut Jateng menjadi bagian penting dalam ekosistem industri otomotif nasional. Sebab, lanjutnya, terdapat berbagai industri komponen kendaraan bermotor dan industri karoseri di Jateng.
"Tentunya ini mempertegas peran strategis dadi Jawa Tengah sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri otomotif di Indonesia," jelas Anton.
GIIAS Semarang 2025 berlangsung pada 24-28 September 2025. Sekitar 50 merek kendaraan bermotor hingga industri pendukung otomotif turut memeriahkan event tersebut.
"Ada 6 merek baru yang pertama kali ikut GIIAS di Semarang. Ini menunjukkan besarnya potensi dan daya tarik pasar otomotif di Jawa Tengah," sebut Anton.
(afn/apu)