Istigasah dan doa bersama bertajuk 'dari Jateng untuk Indonesia' digelar di Wisma Perdamaian, Kota Semarang. Dalam kesempatan itu, Organisasi Kepemudaan atau Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Lintas Iman Jateng mendeklarasikan kedamaian.
Dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng pada Senin (1/9/2025), dijelaskan pesan kedamaian tersebut dideklarasikan usai doa lintas agama digelar di Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Minggu (31/8) malam.
Acara doa bersama itu dihadiri oleh tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forkopimda Jateng, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, dan Sekretaris Daerah Jateng Sumarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua GP Ansor Jateng, Muchammad Shidqon Prabowo, mengatakan doa bersama lintas agama digelar di Wisma Perdamaian menjadi simbol kebersamaan dan wujud nyata komitmen dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
"Sebagai kader pemuda di Jawa Tengah, kami meyakini menjaga Indonesia adalah bagian dari ibadah dan pengabdian. Maka kita kuatkan persaudaraan lintas agama, saling merangkul dalam kebersamaan dan terus bekerja sama dalam tegaknya persatuan dan kesatuan serta kesejahteraan masyarakat," katanya.
Adapun pernyataan sikap tersebut disampaikan untuk menyikapi perkembangan dinamika sosial dan politik baik di wilayah Provinsi Jateng maupun secara nasional yang terjadi belakangan ini.
Terdapat enam poin dalam pernyataan sikap tersebut. Berikut naskah lengkap pernyataan sikap yang dideklarasikan OKP Lintas Agama Jateng itu.
Kami OKP Lintas Iman Jawa Tengah dengan penuh rasa tanggung jawab moral, kebangsaan, dan kemanusiaan, menyampaikan sikap sebagai berikut:
1. Menyampaikan Duka Cita
Kami turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka akibat peristiwa yang terjadi belakangan ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan dan para korban mendapatkan kedamaian sisi Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menyerukan Ketenangan dan Kebijaksanaan
Kami mengimbau masyarakat Jawa Tengah, khususnya pemuda lintas iman, agar tetap tenang, menahan diri, serta tidak terprovokasi oleh ajakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang beredar melalui media sosial, pesan berantai, atau berita yang belum jelas kebenarannya. Kondisi damai adalah modal utama menjaga kehidupan bersama.
3. Mengingatkan Bahaya Benturan Adu Domba
Kami menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap segala bentuk upaya adu domba antaragama, antarsuku, maupun antargolongan, serta benturan antara mayarakat dan aparat keamanan. Aspirasi dan pendapat hendaknya disampaikan dalam bingkai kebenaran, kasih, dan keadilan. Perbedaan adalah bagian dari demokrasi, tetapi jangan sampai diperalat untuk merusak persatuan dan kesatuan masyarakat Jawa Tengah.
4. Menolak Kekerasan dan Anarkisme
Kami menolak dengan tegas segala bentuk aksi anarkisme, perusakan fasilitas umum, maupun tindakan kekerasan yang mencederai ajaran agama dan nilai luhur bangsa. Hak menyampaikan pendapat dijamin oleh konstitusi, namun harus diwujudkan dengan cara damai, bermartabat, dan beradab demi menjaga kehormatan rakyat dan bangsa.
5. Mengajak Pemimpin dan Aparat Bertindak Adil dan Bijaksana
Kami mengimbau seluruh pemimpin eksekutif, legislatif yudikatif, serta aparat keamanan untuk mendengar aspirasi rakyat dengan hati yang bijaksana dan penuh welas asih. Kepemimpinan tidak boleh digunakan untuk kepentingan kelompok semata, melainkan harus berpihak pada rakyat kecil yang lemah dan terpinggirkan. Kami mendesak aparat penegak hukum bertindak profesional, transparan, dan tidak bertindak berlebihan serta mengedepankan dialog serta mediasi dalam menangani situasi yang berkembang.
6. Memperkuat Persatuan dan Solidaritas Lintas Iman
Kami mengajak seluruh pemuda lintas iman di Jawa Tengah untuk memperkokoh persatuan, toleransi, dan solidaritas. Hanya dengan kebersamaan tanpa membedakan suku, agama, maupun golongan, kita dapat menjaga Jawa Tengah tetap rukun, tenteram, dan harmonis dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kami berharap peristiwa ini menjadi cermin bagi para pemimpin bangsa untuk melakukan evaluasi dan refleksi bersama, agar mampu menjalankan kepemimpinan yang adil, tulus, dan mengutamakan kesejahteraan rakyat. Dengan kepemimpinan yang berbela rasa dan berkeadilan, masyarakat akan merasakan hadirnya negara yang mengayomi, melindungi, serta menghadirkan kedamaian.
Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan. Semoga Allah SWT 'senantiasa melindungi dan membimbing kita semua, serta menjaga Jawa Tengah tetap aman, rukun, dan damai demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(apl/ahr)