KEK Industropolis Batang Siap Jadi Pusat Ekonomi Baru

KEK Industropolis Batang Siap Jadi Pusat Ekonomi Baru

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 22 Jul 2025 17:25 WIB
KEK Batang.
Foto: KEK Batang. Dok Kementerian PU
Batang -

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang di Jawa Tengah (Jateng) diklaim sebagai kawasan bisnis terintegrasi paling lengkap di Indonesia. Tak hanya menawarkan zona industri dan manufaktur, kawasan ini juga mengintegrasikan infrastruktur logistik, layanan komersial, residensial, hingga fasilitas leisure.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Divisi Corporate Secretary KEK Industropolis Batang, M. Burhan Murtaki. Ia mengatakan, kawasan greenfield atau kawasan yang dibangun dari nol ini dirancang dengan prinsip integrasi menyeluruh.

"Sebagai KEK pertama di Jateng yang dibangun dari greenfield, kawasan ini dikembangkan dengan prinsip integrasi menyeluruh mulai dari infrastruktur, utilitas, konektivitas transportasi, dan sistem perizinan satu pintu," kata Burhan saat dihubungi detikJateng, Selasa (22/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, letak KEK Industropolis Batang pun cukup strategis karena berada di KM 371 Tol Trans Jawa dan terkoneksi langsung dengan Jalan Nasional Pantura, pelabuhan, stasiun kereta, hingga bandara.

"Ini satu-satunya kawasan industri di Indonesia yang punya akses langsung ke seluruh moda transportasi utama. Kami ingin menjadikan Batang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di jantung Pulau Jawa," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya sektor industri dan logistik, lanjut Burhan, kawasan ini juga mengintegrasikan elemen komersial dan gaya hidup seperti hotel, apartemen, SPBU, rumah sakit, kawasan pendidikan, hingga lapangan golf internasional dan premium outlet. KEK Industropolis Batang juga menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung dari hulu ke hilir.

Beberapa fasilitas yang sudah dibangun antara lain rusun, gerbang tol, terminal multipurpose oleh Pelindo, listrik dan gas, gerbang tol, dry port KAI, ICT backbone, instalasi pengolahan air bersih dan limbah, hingga command center dan simpang susun di dalam kawasan.

"Semua infrastruktur ini mendukung kegiatan operasional investor agar lebih efisien, cepat, dan terintegrasi dari hulu ke hilir," jelasnya.

Dari sisi insentif, kawasan ini juga menawarkan keunggulan sebagai KEK, seperti kemudahan perizinan OSS, insentif fiskal dan non-fiskal, masa sewa lahan hingga 76 tahun, serta sertifikasi Greenship Platinum untuk kawasan industri hijau.

"Saat ini sudah menyerap investasi sebesar Rp 17,95 triliun dan 7.500 tenaga kerja sebanyak 7.500 orang. Fase 1 dengan luas lahan 450 hektare (ha) sudah full operasional dan fase 2 seluas 540 ha, serta pengembangan selanjutnya 600 ha," urainya.

Target dalam 5 tahun ke depan, kata Burhan, yakni menyerap Rp 75,8 triliun investasi dan membuka 58 ribu lapangan kerja. Dalam jangka panjang, ia berharap Batang dapat menjadi simbol kawasan industri modern, hijau, dan inklusif.

KEK Industropolis Batang juga mewajibkan setiap investor menyerap minimal 70 persen tenaga kerja lokal. Untuk mendukung hal ini, pihak pengelola aktif menggandeng SMK dan pemerintah daerah dalam pelatihan dan program CSR berbasis kebutuhan industri.

"Komitmen kami adalah memastikan masyarakat Batang tumbuh seiring berkembangnya kawasan," tutupnya.




(rih/ahr)


Hide Ads