.webp)
Bupati Wonogiri Joko Sutopo terus berupa menurunkan angka stunting di Wonogiri. Ia menargetkan pada 2024 stunting di Wonogiri bisa turun hingga 5 persen lebih.
Pada Senin (27/5), Joko Sutopo menggelar rapat pengarahan stunting. Sejumlah OPD terkait dan kepala desa yang daerahnya masih ada stunting tinggi diberi arahan dalam rapat tersebut.
"Dengan program yang sudah disiapkan, termasuk anggaran besar setahun (2024) Rp 13 miliar semestinya penanganan stunting bisa berjalan baik," kata Joko Sutopo kepada detikJateng, Senin (27/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan, saat ini tinggal 41 desa di 14 kecamatan yang dianggap angka stuntingnya masih tinggi. Di daerah itu angka stunting masih di atas 16 persen. Atas fakta itu, pihaknya akan mengintervensi dengan strategi yang sudah disepakati agar stunting bisa cepat turun.
"Sebelumnya 10 persen (angka stunting), ini naik 10,9 persen. Maka akan dievaluasi. Logikanya saat sudah diintervensi kok ada kenaikan. Saya suruh buat kajian apa penyebabnya," ungkap pria yang akrab disapa Jekek.
Ia menjelaskan, kecamatan yang angka stuntingnya masih tinggi di antaranya Tirtomoyo, Baturetno, Manyaran, dan Karangtengah. Padahal angka penimbangan anak sudah cukup tinggi.
"Angka penimbangan 92 persen, kurang 8 persen dari 45.000 anak. Sekitar 300-400 anak tidak menimbang. Sudah cukup tinggi, dulu 80 persen. Ini hampir 100 persen," ujar dia.
Jekek mengaku masih menargetkan "Zero Stunting" di Wonogiri. Namun pada 2024 ini ditargetkan bisa turun menjadi 4-5 persen.
"SDM kita sudah baik, pengetahuan penanganan stunting oke, anggaran Rp 13 miliar, aksinya kerja bareng. Itu kerja terukur," kata Jekek.
Berdasarkan data dari Ringkasan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri angka stunting di Wonogiri pada 2020 sebesar 13,08 persen. Pada 2021 sebesar 12,85 persen. Pada 2022 sebesar 10,62 persen. Dan pada 2023 sebesar 9,39 persen.
Baca juga: Wonogiri Menuju Angka Kemiskinan Satu Digit |
(apl/rih)
