.webp)
Empat tahun terakhir tak lagi terdengar aksi terorisme di seluruh wilayah Jawa Tengah (Jateng). Padahal, sebelum itu hampir setiap tahun ada saja aksi terorisme terjadi.
"Bahwa 10 tahun terakhir hampir setiap tahun selalu ada aksi terorisme di wilayah Jateng sesuai data mulai tahun 2014," kata Wadirintel Polda Jateng, AKBP Yuniar Ariefianto melalui pesan singkat, Minggu (28/4/2024).
Aksi terorisme terakhir tercatat terjadi pada 21 Juni 2020, atau satu bulan setelah Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi dilantik. Saat itu, seorang anggota Polri diserang di jalur pendakian Gunung Lawu, Kabupaten Karanganya.
Setelah itu, selama lima tahun Ahmad Luthfi memimpin Polda Jateng, tak pernah terdengar lagi terjadi aksi terorisme.
"Terakhir di tahun 2020, penyerangan Wakapolres Karanganyar," tambahnya.
Sebelum itu, dalam periode 2014-2020, hanya pada 2018 tak ada aksi teror. Bahkan, pada 2016, 2017, dan 2019 terdapat tiga aksi teror di mana polisi kerap menjadi sasarannya.
Berikut datanya:
2014
- Polisi menemukan bom rakitan di Pos Lalu Lintas Kartasura, Sukoharjo pada 12 Mei.
2015
- Ditemukan bom rakitan di dalam tas yang diletakkan di bawah jembatan rel ganda, Mojolaban, Sukoharjo pada 29 September.
2016
- Bom bunuh diri di halaman Mapolresta Solo pada 5 Juli.
- Ledakan bom di depan toko Alfamart, Serengan, Solo pada 5 November.
- Pelemparan bom molotov di Candi Resto pada 3 Desember.
2017
- Penyerangan di Polres Banyumas pada 11 April.
- Teror bom di KUA Sidareja, Cilacap pada 5 Juli.
- Ledakan di sebuah rumah, Kelurahan Gumawang, Kabupaten Semarang pada 2 Oktober.
2018
- Nihil
2019
- Pelemparan molotov di Gereja Plengkung, Magelang
- Pembakaran Pos Polisi di Fajar Indah, Solo.
- Penembakan Pos Polisi di perempatan Pakis, Klaten.
- Aksi bom bunuh diri di Pospam 1 Tugu Kartasura, Sukoharjo.
2020
- Penyerangan terhadap Wakapolres Karanganyar pada bulan Juni
2021-April 2024
- Nihil
(apu/apu)
