Gus Yusuf Dorong Pertumbuhan Wirausahawan Lewat Pendidikan Vokasi Pesantren

Gus Yusuf Dorong Pertumbuhan Wirausahawan Lewat Pendidikan Vokasi Pesantren

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Minggu, 28 Apr 2024 18:16 WIB
Salah satu momen Presiden Jokowi mengunjungi Pondok Pesantren Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang dan bertemu pengasuhnya KH M Yusuf Chudlori. Foto diunggah Minggu (28/4/2024).
Foto: Salah satu momen Presiden Jokowi mengunjungi Pondok Pesantren Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang dan bertemu pengasuhnya KH M Yusuf Chudlori. Foto diunggah Minggu (28/4/2024). (dok. Pondok Pesantren Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang)
Semarang -

Pondok pesantren kini mulai menyokong rendahnya pertumbuhan wirausaha di Indonesia, termasuk dari Pondok Pesantren Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang. Dengan berbagai keterampilan yang diajarkan, beragam prestasi juga bisa diperoleh para santri.

Pengasuh Pondok Pesantren Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang, KH M Yusuf Chudlori menyoroti rendahnya pertumbuhan wirausahawan di Indonesia. Ia menjelaskan data dari Global Entrepreneurship Index menyebutkan peringkat pertumbuhan kewirausahaan Indonesia saat ini nomor dua terendah se-ASEAN. Indonesia berada di urutan ke-75 dari 137 negara atau peringkat ke-6 di ASEAN.

Pihaknya mengaku selalu fokus kepada persoalan wirausaha, karena Ponpes yang diasuhnya juga selalu berorientasi untuk menciptakan keterampilan dan wirausaha para santri. Selain itu, Wirausaha ini menjadi sokoguru perekonomian dan salah satu usaha pengentasan kemiskinan. Gus Yusuf, sapaannya, juga mencatat data jumlah wirausahawan Indonesia terendah di Asia Tenggara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Singapura angkanya 8 persen, artinya jumlah wirausahawan di negara tersebut mencapai 8 persen dari jumlah penduduk. Disusul Malaysia 5 persen, Thailand 4 persen, dan Indonesia 3,1 persen," kata Gus Yusuf dalam acara halalbihalal dengan para santri dan wali santri, di Gedung Al Islah Magelang, Sabtu (27/4/2024).

Dengan pertumbuhan wirausahawan yang masih rendah, maka menurut Gus Yusuf, menjadi logis ketika angka kemiskinan menjadi tinggi, terutama di Jawa Tengah yang sempat juga mengalami kemiskinan ekstrem.

ADVERTISEMENT

"Ketrampilan berwirausaha ini kan cara untuk menjauhkan kemiskinan. Kalau pertumbuhannya rendah, wajar kemiskinan menjadi tinggi," ungkapnya.

Ia menjelaskan, di Jateng, problem kemiskinan pernah menjadi sorotan nasional pada tahun 2023 yang masih berkisar 10,7 persen. Meskipun kemudian kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah pada 2023 sebenarnya sudah turun 0,87 persen dibandingkan tahun 2022 yang tercatat 1,97 persen.

Salah satu momen Presiden Jokowi mengunjungi Pondok Pesantren Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang dan bertemu pengasuhnya KH M Yusuf Chudlori. Foto diunggah Minggu (28/4/2024).Salah satu momen Presiden Jokowi mengunjungi Pondok Pesantren Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang dan bertemu pengasuhnya KH M Yusuf Chudlori. Foto diunggah Minggu (28/4/2024). Foto: dok. Pondok Pesantren Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang

Lebih lanjut Gus Yusuf menjelaskan, program pendidikan vokasi yang diancangkan pemerintah memang bisa menjadi salah satu solusi mengatasi kemiskinan.

"Program ini memang baru gencar dimulai beberapa dekade. Ya boleh dikatakan terlambat beberapa langkah, lantaran sesungguhnya model pendidikan vokasi ini sudah lama sekali dimulai dari kalangan pesantren," papar Ketua DPW PKB Jateng itu.

Gus Yusuf menegaskan, tercatat, ketika pesantren pertama kali berdiri, tidak hanya mengajarkan ilmu agama dan pendidikan umum, tetapi juga sudah memberikan ketrampilan wirausaha bagi santrinya. Zaman dulu santri diajarkan bertani, beternak, bahkan ketrampilan tukang kayu dan bangunan. Para santri langsung praktik.

"Ya kalau sekarang seperti di pesantren kami, diajarkan ketrampilan komputer, animasi, broadcasting, videografi, fotografi, fashion tata busana, pengolahan pangan atau hasil pertanian, House keeping, perbengkelan, tataboga, dan lainnya. Model seperti ini juga hampir merata di setiap pesantren lainnya di Jawa Tengah," ungkapnya.

Memang kemudian sekarang pesantren mengembangkan sekolah kejuruan karena sebelumnya sudah memiliki dasar dasar praktik ketrampilan dan wirausaha. Menurutnya model pendidikan vokasi harus banyak dicontoh.

"Role model pendidikan vokasi inilah yang harus dicontoh dan terus dikembangkan melalui kebijakan sistem pendidikan kita, lalu penyerapan tenaga kerja, dan anggarannya," tegasnya.

Gus Yusuf yang banyak disebut sebagai ikon Pesantren Enterpreneur itu juga menjelaskan pesantrennya yang sudah menyabet sejumlah prestasi gemilang, antara lain Anugerah ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) Award 2023, kategori Champion of the Champion Pondok Pesantren, BLK Komunitas Terbaik Nasional wilayah Tengah 2023, Employment Working Group G20, mewakili Profiling BLK Komunitas dalam G20 di Bali dan Mahakarya Vokasi Adibusana, JMFW Jakarta Muslim Fashion Week 2023.

Untuk diketahui, Ponpes Asrama Perguruan Islam (API) yang telah berdiri sejak zaman pra kemerdekaan, jumlah santrinya saat ini untuk API Salaf Putra dan Putri 9.968 orang dan API Asri Syubbanul Wathon 5.000 orang sehingga totalnya 14.968 orang.




(apu/apu)


Hide Ads