Menyambangi Sentra Kerupuk Tayamum di Demak, Gorengnya Pakai Pasir!

Menyambangi Sentra Kerupuk Tayamum di Demak, Gorengnya Pakai Pasir!

Dian Utoro Aji - detikJateng
Senin, 22 Apr 2024 16:56 WIB
Kerupuk tayamum buatan warga Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Senin (22/4/2024).
Kerupuk tayamum buatan warga Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Senin (22/4/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Demak -

Sebagian warga Dukuh Kalitekuk, Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, bekerja sebagai produsen kerupuk. Uniknya, kerupuk itu dikenal dengan sebutan kerupuk tayamum.

Pantauan detikJateng di lokasi, Senin (22/4/2024), sejumlah warga tengah mengeringkan kerupuk tayamum di depan rumah mereka. Kerupuk berwarna-warni disebut kerupuk tayamum karena digoreng menggunakan pasir, tidak menggunakan minyak goreng.

Kepala Desa Ngaluran, Siti Qudsiyah mengatakan sebagian besar warganya di Dukuh Kalitekuk Desa Ngaluran adalah pelaku UMKM kerupuk tayamum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerupuk tayamum buatan warga Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Senin (22/4/2024).Kerupuk tayamum buatan warga Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Senin (22/4/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

"Di Dukuh Kalitekuk ini ada kerupuk tayamum, sudah ada 50 tahun lebih," kata Siti saat ditemui detikJateng, Senin (22/4/2024).

Menurutnya, kerupuk tayamum itu diproduksi secara tradisional. "Cara buatnya manual, tidak bisa pakai mesin. (Produksi) Dari malam sampai jam 10 pagi paling satu kuintal," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Tayamum yang kotak bolang-bolang, gorengnya pakai pasir," imbuh Siti.

Siti menjelaskan kerupuk itu dibuat dari tepung kanji atau tapioka yang diolah dengan garam dan pewarna makanan. Setelah itu kerupuk dicetak dengan menggunakan alat khusus lalu dikeringkan.

Setelah kering, kerupuk itu digoreng sampai mengembang. Menggorengnya cukup menggunakan pasir.

"Jualnya ada yang matang ada yang mentah. Setiap daerah pasti ada, itu kulakan dari sini. Seluruh pasar Demak pasti dari sini kerupuknya," kata Siti.

Usaha kerupuk tayamum di Dukuh Kalitekuk ini juga pernah mendapat bantuan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

"Dulu banyak sosialisasi, bagaimana UMKM kerupuk ini bisa naik kelas. Dulu pewarnanya sembarang, sekarang pakai pewarna makanan sekarang. BRI juga kasih bantuan, dulu ada bantuan alat, terus ada wajan, ada semua, bantuan bagi warga kami," ucap Siti.

Salah satu warga setempat, Mulyono, mengaku baru delapan tahun menekuni usaha kerupuk tayamum. Dia menjual kerupuk tayamum ke berbagai daerah.

"Sudah (jual) kemana-mana, Kalimantan, Surabaya. Saya jualnya yang mentah," kata Mulyono saat ditemui di rumahnya.

"Rp 21 ribu per kilo yang matang, yang mentah belum digoreng Rp 17 ribu per kilo," sambung dia.

Sementara itu Bupati Demak Eisti'anah mengatakan pemerintah daerah juga membantu mempromosikan kerupuk asal Ngaluran.

"Di sini (Desa Ngaluran) semua produksi UMKM kerupuk. Kerupuknya unik, namanya tayamum. Kerupuk yang sehat karena gorengnya pakai pasir ya. Ini sama-sama kita tingkatkan dari sektor ekonomi," kata Eisti'anah di lokasi, Senin (22/4).




(dil/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads