Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap I tahun 2023 di Kabupaten Klaten berhasil membeton dan membuat talut jalan sepanjang sekitar 600 meter. Jalan yang melintas di bawah ruas jalan tol Jogja-Solo itu langsung dijajal Bupati Klaten, Sri Mulyani bersama Forkompimda.
Pantauan detikJateng, rombongan Bupati sebelumnya melakukan upacara penutupan di lapangan Desa Senden, Kecamatan Ngawen. Penutupan ditandai penandatanganan dan penyerahan hasil kegiatan serta pemukulan gong.
Rombongan melanjutkan ke lokasi kegiatan TMMD di Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen dan tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah pelepasan balon dan menandatangani prasasti, Bupati didampingi Dandim 0723/ Klaten Letkol CZi Bambang Setyo Triwibowo, Kapolres AKBP Warsono dan Forkompimpcam rombongan menjajal jalan di persawahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah sama-sama kita resmikan jalan pinggir tol dengan luasan 674 meter. Harapan dari hasil TMMD Sengkuyung Tahap I ini tambah memperlancar akses transportasi desa di Desa Kahuman," jelas Sri Mulyani kepada wartawan di lokasi, Kamis (8/6/2023) siang.
Menurut Sri Mulyani, hasil kegiatan tersebut merupakan hasil capai yang luar biasa dari hasil sinergi TNI bersama pemerintah daerah dan masyarakat. Tidak hanya jalan tersebut tetapi juga banyak kegiatan lain non fisik.
"Satu ruas ini tapi ada beberapa program kegiatan. Kami ikut mendorong men-support proyek strategis nasional," lanjut Sri Mulyani.
Dandim 0723/ Klaten, Letkol CZi Bambang Setyo Triwibowo menyatakan TMMD Sengkuyung Tahap I ini ada sasaran fisik dan nonfisik. Sasaran fisik berupa pembetonan jalan.
"Sasaran fisik betonisasi jalan, khususnya untuk mendukung jalan pertanian sepanjang 674 meter, kemudian talut sepanjang 250 meter. Untuk non fisiknya ada beberapa sosialisasi tentang wawasan kebangsaan, posyandu, berita hoax dan sebagainya," jelas Bambang kepada wartawan.
Menurut Bambang, lokasi jalan yang dibangun secara kebetulan berada di bawah jalan tol. Tapi jalan tersebut akhirnya bisa mendukung tol.
"Ya kebetulan saja, istilahnya untuk men-support, untuk tol memang lewat di atasnya. Tapi sasaran sejak awal untuk memperlancar jalur pertanian masyarakat," kata Bambang.
(ncm/ega)