Ganjar Ungkap Jurus Turunkan Angka Kematian Ibu Lebih dari 50 Persen

Ganjar Ungkap Jurus Turunkan Angka Kematian Ibu Lebih dari 50 Persen

Angga Laraspati - detikJateng
Kamis, 23 Feb 2023 10:38 WIB
Sahabat Ganjar
Foto: Istimewa
Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berhasil menurunkan angka kematian ibu (AKI) lebih dari 50 persen. Ganjar menjelaskan capaian ini tidak terlepas dari program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) yang telah digagas sejak 2016.

Melalui program ini, Ganjar menyebut ibu hamil sangat diperhatikan untuk mencegah resiko-resiko yang ada. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jateng, pada 2021 kasus AKI berjumlah 1.011 kasus dan di tahun 2022 turun 526 kasus menjadi 485 kasus.

"Deteksi kita itu satu, sebelum ibu hamil. Kalau saat ini seluruh Ibu di Jawa Tengah dicek satu per satu, rutin berobat, rutin diperiksa, kalau ada kelainan diobati, mesti ada yang merawat, dan seterusnya," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis (23/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar menjelaskan program 5Ng memungkinkan pemerintah untuk memantau ibu hamil dalam empat fase penting, yakni fase sebelum hamil, fase hamil, fase persalinan, hingga fase nifas.

Di fase pertama, lanjut Ganjar, pemprov, pemkot, maupun pemkab memberikan sosialisasi dan pemahaman pada ibu tentang perencanaan serta kecukupan gizi sebelum masa kehamilan. Memasuki fase kedua, pemerintah akan mendeteksi, mencatat, dan melaporkan setiap kehamilan untuk memantau serta memfasilitasi pemeriksaan rutin ibu hamil agar ibu dan kandungannya selalu dalam kondisi sehat.

ADVERTISEMENT

Kemudian apabila sudah memulai fase ketiga, ibu yang melahirkan akan didampingi, dipantau, dan dikawal sampai melahirkan dengan baik. Di fase terakhir, pemerintah memberi asuhan keperawatan pasca persalinan.

"Jateng Gayeng Ngiceng Wong Meteng. 'Apa itu Pak Ganjar?' Kita mesti perhatian pada ibu hamil. Suaminya antarkan periksa rutin. Kalau kandungannya bermasalah, maka periksanya harus makin rutin lagi, sehingga didampingi dokter atau bidan," ujar Ganjar.

Di samping menurunkan AKI, Ganjar menuturkan program tersebut berhasil menimbulkan efek domino yang membuat angka stunting turun drastis hingga 50 persen dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Berdasarkan perhitungan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), pada 2018 tingkat stunting di Jateng berada di angka 24,4 persen, setahun kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3 persen. Persentase kembali turun pada 2020 menjadi 14,5 persen, diikuti pada 2021 turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen.

"Maka edukasi dilakukan. Sekarang kita percepat. Maka empat tahun ini hasilnya bagus, sekarang kita genjot dengan memberikan beras fortifikasi. Beras fortifikasi juga kita kerja sama dengan UGM, bekerja sama dengan Bank Jateng, bekerja sama dengan Pemkab/Pemkot untuk kita serbu," tutur Ganjar.

Ganjar pun mengapresiasi jajarannya yang telah bekerja sama untuk menjalankan program ini dengan baik. Saat ini, pihaknya masih terus berupaya menekan angka AKI dan stunting dengan melakukan koordinasi secara intens bersama pihak-pihak terkait.

"Itu program yang sekarang ada, maka para kepala desa kita minta untuk datang, camat kira minta untuk menjadi supervisor, dan bupati yang mengkoordinasi dan melapor ke kita. Itu yang sudah kita kerjakan," imbuh Ganjar.

(akn/ega)


Hide Ads