Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah Turun 57% Sepanjang 2022

Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah Turun 57% Sepanjang 2022

Inkana Putri - detikJateng
Selasa, 21 Feb 2023 20:17 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) Jawa Tengah tahun 2022 menurun cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, sepanjang 2022 terjadi 84,6 kasus kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup.

Adapun jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun 2022 sebanyak 199 kasus. Jika dihitung, penurunan ini mencapai sekitar 57 persen.

"Lonjakan jumlah AKI di Jateng tersebut dimulai pada 2020 saat pandemi COVID-19 mulai masuk Indonesia di mana terjadi 98,6 kasus. Naik tajam dibandingkan pada 2019 di mana hanya terjadi 76,93 kasus," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jateng, Yuni Rahayuningtyas dalam keterangan tertulis, Selasa (21/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Yuni mengatakan paparan COVID-19 berkontribusi terhadap jumlah kasus kematian ibu melahirkan sebanyak 12,2 persen pada 2020, serta 55 persen pada 2021. Untuk menurunkan jumlah AKI, Dinkes Jateng memanfaatkan para kader kesehatan yang ada di tiap desa.

"Kami tekankan kepada para kader kesehatan untuk mengedukasi keluarga ibu hamil. Untuk memperhatikan beberapa hal seperti kondisi kesehatan bumil yang ada di rumah mereka," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Selain memperhatikan kondisi kesehatan bumil, melalui para kader kesehatan, Dinkes Jateng juga mengimbau pihak keluarga bumil untuk menyiapkan bank darah. Hal ini dilakukan untuk antisipasi jika nantinya terjadi pendarahan dalam proses melahirkan.

"Bank darah kami sarankan berasal dari anggota keluarga yang memiliki golongan darah yang sama dengan si bumil," sambung Yuni.

Di samping itu, Yuni menyebut pihaknya juga meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit. Termasuk melakukan peningkatan kualitas tenaga kesehatan melalui pelatihan.

Selain itu, Dinkes Jateng juga menambah ketersediaan logistik berupa vitamin dan obat- obatan di Puskesmas dan rumah sakit.

Merespons hal ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi capaian pembangunan kesehatan, khususnya penurunan AKI yang dilakukan bersama banyak pihak.

Meski demikian, Ganjar mengingatkan terkait indikator lainnya yang masih harus dikejar. Beberapa di antaranya, HIV/AIDS, TBC, dan kusta.

"Itu tidak cukup. Maka beberapa yang masih kita harus cari, harus kita kejar lagi, seperti stunting. Kemudian Open Defecation Free (ODF), kondisi di mana individu tidak buang air sembarangan, kami kejar. Buang air, ya di jambanlah. Masak zaman gini buang air di kali. Kemudian kami masih kejar yang berpenyakit HIV/AIDS, TBC, kusta, ini yang kami kejar," papar Ganjar.

Tak hanya itu, Ganjar meminta agar kepala daerah di Jateng tidak malu mengakui kondisi kesehatan warganya. Menurutnya, malu mengakui sama halnya dengan membiarkan kondisi yang seharusnya segera ditangani.

"Kadang-kadang kita malu tidak mau mengakui. Maka yang terjadi adalah membiarkan kondisinya tanpa mengambil kebijakan yang bisa mengatasinya. Malu? Nggak usah malu, " pungkasnya.

(akd/ega)


Hide Ads