Pawai Karnaval Budaya di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang pada Sabtu (10/12) berlangsung meriah. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangkaian acara Festival Adat Budaya Nusantara II.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir menyaksikan pawai tersebut. Gubernur berambut putih itu duduk diapit oleh Ketua Umum Masyarakat Adat Nusantara Andi Bau Malik Barammamase dan Ketua DPP Masyarakat Adat Nusantara KGPAA Mangku Alam II.
Barisan keprajuritan mengawali pawai. Disusul dengan berbagai penampilan adat, budaya dan kesenian dari berbagai daerah di nusantara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kelompok yang melintas di stage utama berhenti dan meminta foto bersama Ganjar Pranowo. Meski dilarang oleh panitia, mereka kekeh mendekat demi bisa berswafoto bareng Ganjar.
Usai acara, Ganjar mengaku terkesan dan terharu karena acara berlangsung meriah. Ia mengatakan kegiatan kebudayaan seperti itu merupakan kekayaan Indonesia yang mesti dijaga dan dikembangkan.
"Dan, tentu saja kami senang dan terharu juga karena partisipasi 264 kerajaan lebih yang hadir dan mereka menampilkan karya-karya di sini dan masyarakat bisa menonton. Seluruh Indonesia bisa tumplek-blek di Borobudur," ungkap Ganjar dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/12/2022).
Menurutnya, acara tersebut sangat menarik karena melibatkan masyarakat secara langsung. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi ajang pengenalan berbagai seni dan budaya yang ada di nusantara.
"Ternyata menarik, banyak anak-anak dan warga semuanya bisa melihat dan masing-masing bisa menunjukkan budayanya, karnavalnya menarik, partisipasinya bagus. Ini kalau dilakukan terus menerus rasa-rasanya akan menjadi event baru yang menarik juga," sebut Ganjar.
Ia berharap gelaran budaya yang dihelat oleh para raja di nusantara itu dapat menggeliatkan wisata, terutama di Jawa Tengah.
"Semoga mereka bisa berwisata di sini, saling tukar pengalaman dan keindahan, sehingga bisa berkolaborasi. Selain itu, semoga mereka bisa menjaga dan mengembangkan seni dan budaya yang dapat meneguhkan bahwa Indonesia kaya akan budaya. Dan, jangan lupa dicatat dan didaftarkan agar tidak diklaim orang lain," imbuh Ganjar.
(fhs/ega)