Komplotan produsen dan pengedar uang palsu ditangkap di Demak. Mereka memproduksi uang ratusan juta mirip asli hanya bermodal kertaas HVS.
Selain hasil yang mirip asli, salah satu yang mengejutkan adalah tiga dari empat pelaku masih sekeluarga. Mereka terdiri dari ibu dan kedua anaknya.
Terbongkarnya aksi komplotan pemalsu uang yang lihai itu menjadi salah satu berita yang banyak diakses pembaca detikJateng dalam sebulan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicetak di Boyolali
Kasat Reskrim Polres Demak, Iptu Anggah Mardwi Pitriyono mengatakan uang palsu itu diproduksi BYR (20) dan BR (31) di Boyolali. Dia menggunakan printer dan alat sablon untuk mencetak uang.
"Rumah produksinya di daerah Ngemplak, Boyolali. BYR (20) dan pekerjanya BR (31), mereka produsen atau yang membuat (upal). Alat dan bahan yang digunakan oleh para pelaku untuk memproduksi rupiah palsu salah satunya ada printer untuk melakukan pencetakan rupiah, bahan utamanya dari kertas biasa HVS kemudian disablon untuk menciptakan dasar dan tekstur dari uang itu. Kemudian dari sablon dicetak bentuk rupiah menyerupai rupiah pecahan Rp 100 ribu," ujar Anggah, Jumat (26/9/2025).
Setelah upal selesai disablon, tersangka kemudian menggunakan serbuk fosfor dan emas. Tujuannya untuk membuat upal terlihat mirip dengan rupiah asli.
"Satu rim kertas bisa menjadi uang Rp 250 juta kalau tidak rusak. Karena kan ada yang cacat atau cetaknya kurang baik itu harus dimusnahkan. Jadi satu rim kertas bisa menjadi uang 150 juta," tambahnya.
Diedarkan oleh Sekeluarga
Uang palsu hasil produksi oleh BYR dan BR itu kemudian dibeli oleh keluarga dari BYR. Mereka adalah ibu dan kakak dari BYR yang bernama R (43) dan RAT (24). Mereka membeli upal itu dengan perbandingan 1 banding 5.
"Jadi Rp 10 juta itu untuk Rp 50 juta uang palsu. Jadi kalau misalnya dia (tersangka) bayar Rp 20 juta, dia akan mendapatkan Rp 100 juta uang palsu," jelas Anggah.
Anggah menyebut para pelaku mengedarkan upal itu dengan cara membelanjakannya di pasar-pasar tradisional Demak. Mereka mendapatkan keuntungan berupa barang yang dibelanjakan dengan upal serta kembalian belanja itu.
Beruntungnya, para tersangka segera diringkus polisi. Dari ratusan juta nominal upal yang diproduksi, para tersangka baru mengedarkannya kurang dari Rp 10 juta.
"(Upal) yang sudah diedarkan kurang lebih belum ada sampai Rp 10 juta. Karena alhamdulillah yang kita amankan ini cukup lumayan banyak dari jumlah produksi totalnya," kata Anggah.
Dari tangan mereka, polisi mengamankan barang bukti 1.468 lembar upal pecahan Rp 100 ribu, 149 lembar upal pecahan Rp 50 ribu, uang kembalian belanja Rp 93 ribu, dan barang-barang lain yang digunakan untuk memproduksi uang palsu.
Atas perbuatannya, mereka dijerat Pasal 36 ayat (3) Jo Pasal 26 ayat (3) dan/atau Pasal 36 ayat (2) Jo Pasal 26 ayat (2) dan/atau Pasal 36 ayat (1) Jo Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP. Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar.
Uang Palsu Mirip Asli
Meski hanya menggunakan bahan dasar kertas HVS, namun hasil produksi komplotan pemalsu uang itu cukup berkualitas. Bahkan, uang itu juga berpendar jika disorot dengan sinar ultraviolet.
"Kemiripannya itu, (upal) mereka sudah ada watermark Soekarno Hatta. Kalau diterawang kelihatan logo Soekarno Hatta-nya. Kemudian kalau (dilihat) menggunakan (alat) ultraviolet timbul itu juga (logo Soekarno Hatta) karena menggunakan serbuk fosfor," kata Kasat Reskrim Polres Demak, Iptu Anggah Mardwi Pitriyono pada detikJateng, Senin (29/9/2025).
Selain itu, logo Bank Indonesia (BI) yang tercetak juga sekilas terlihat nyata. Hal ini disebabkan para tersangka membubuhkan serbuk emas di bagian logo itu.
"Logo BI itu sudah pakai serbuk emas jadi sedikit menyerupai (rupiah asli)," terang Anggah.
Namun upal yang diproduksi para tersangka ini bukan tanpa cacat. Salah satu ciri upal yang diedarkan mereka bisa dikenali saat diraba.
"Teksturnya kaya kertas biasa. Kalau tekstur kelihatan banget bedanya," tutur Anggah.
"Dari kertas yang digunakan, tinta, dan lain sebagainya itu kelihatan banget. Serbuk-serbuknya kadang nempel di tangan," tambahnya.
Simak Video "Video 2 Wanita di Sulsel Diamankan Usai Top Up Pakai Uang Palsu"
[Gambas:Video 20detik]
(ahr/ahr)