Ika Rahmawati (43) ditemukan tewas diduga dibunuh di rumahnya di kawasan Perum Banjardowo Baru, Karangroto, Kecamatan Genuk, Semarang. Warga awalnya mengira korban jatuh pingsan hingga ramai-ramai membalurinya dengan minyak kayu putih.
Pantauan detikJateng di lokasi, tampak rumah korban masih ditutup garis polisi. Portal di gang rumah korban juga ditutup. Suasana di lokasi tampak sepi, tak terlihat ada warga yang berkegiatan di sekitar rumah korban yang berada di RT 4 RW 10 itu.
Seorang tetangga yang tinggal di depan gang rumah korban, Giyanto (61), menuturkan detik-detik penemuan mayat korban di rumahnya. Korban disebut mulanya dikira hanya pingsan oleh warga setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya itu dikira pingsan, masih dikasih minyak kayu putih sama ibu-ibu. Ditemukannya di atas kasur, kayak orang tidur. Makanya sempat mau dibawa ke rumah sakit, pinjam mobil Pakdhe (saya). Pas datang ke sana ternyata sudah meninggal," kata Giyanto saat ditemui di lokasi, Senin (22/9/2025).
Ika diketahui ditemukan pertama kali oleh adiknya, sekitar pukul 18.00 WIB kemarin. Adiknya yang tinggal serumah dengan korban itu baru pulang dan menemukan kakaknya tertidur di kamar. Namun ia tak curiga, sehingga melanjutkan aktivitas menyapu.
"Adiknya itu habis Magrib pulang, biasanya kalau Mbaknya (korban) tidur pintu kamar dikunci, tapi waktu itu terbuka sedikit. Setelah pulang, ditengok dikira tidur. Adiknya habis nyapu, bersih-bersih, baru dibangunin, ternyata sudah pingsan itu," tuturnya.
Menurut Giyanto, situasi sempat panik karena banyak warga yang datang. Mereka baru sadar ada yang janggal ketika melihat leher korban.
"Setelah banyak orang lihat, ternyata kosong (sudah meninggal). Lah setelah itu di leher ada yang janggal, kayak jeratan atau cekikan," tututnya.
"Ya langsung ramai warga njerit-njerit semua. Pak RT, Pak RW, sampai Babinsa datang, akhirnya dilaporkan ke Polsek," lanjutnya.
Warga yang semula berinisiatif membawa korban ke rumah sakit, akhirnya melapor ke polisi setelah ditemukan adanya luka di leher. Tak lama, polisi datang bersama tim Inafis untuk olah TKP.
Selain itu, warga juga mengetahui ada beberapa barang yang hilang. Korban disebut membuka usaha gadai mandiri sekitar dua tahunan ini. Barang-barang yang hilang belum diketahui merupakan jaminan milik siapa.
Giyanto menyebut korban dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. Tak pernah ada tanda-tanda terjadi keributan di rumahnya.
"Orangnya grapyak, kumpulnya sama ibu-ibu. Kalau di mata warga ya bagus, nggak ada masalah apa-apa," tutur Giyanto.
Saat ini, portal di gang rumah korban pun ditutup sejak kejadian. Adik korban, kata Giyanto, sempat diinterogasi sekitar dua hari dan sekarang sudah pulang ke Brebes. Korban juga dimakamkan di kampungnya, di Brebes.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena menyebut terduga pelaku pembunuhan telah ditangkap. Akan tetapi, ia tak menjelaskan lebih lanjut identitas pelaku karena kasus ditangani Polsek Genuk.
"Ditangani Polsek Genuk, Polrestabes cuma nge-back up," kata Andika saat dihubungi detikJateng.
Sementara itu, detikJateng telah mencoba menghubungi Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto tapi belum ada respons hingga 12.00 WIB.
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan ditemukan tewas di rumahnya di kawasan Perum Banjardowo Baru, Karangroto, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Polisi menyebut, korban dengan luka di leher itu diduga dibunuh.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban diketahui bernama Ika Rahmawati (43), warga asal Kebondalem, Wanasari, Brebes. Korban tinggal di Perum Banjardowo Baru, Jalan Mars, Karangroto.
Jasad Ika ditemukan Kamis (18/9) pukul 18.30 WIB. Saat itu adik korban baru pulang ke rumah setelah bekerja sebagai pengemudi ojek online.
"Awalnya adiknya ini kan pergi. Kemudian pulang melihat lampunya mati, dinyalakan dia (adik). Kemudian melihat korban itu dikiranya tidur, terus dibangunkan nggak mau bangun," kata Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto saat dihubungi, Minggu (21/9).
"Terus akhirnya dia ngundang sama tetangga-tetangganya. Setelah dicek dia kondisinya sudah meninggal. Terus akhirnya lapor ke polisi, ke Polsek," lanjutnya.
(ams/ahr)











































