"Yang jelas sekarang anak-anak sudah bahagia karena sudah ketemu sama ibunya. Empat-empatnya sudah ketemu sama ibunya semuanya. Jadi sudah bahagia," kata Kepala Dinsos Boyolali, Sumarno, Selasa (15/7/2025).
Semula Dinsos Boyolali menempatkan empat anak itu di rumah aman milik Pemkab Boyolali. Namun kini mereka dititipkan di sebuah pondok pesantren di Boyolali, dengan pertimbangan lebih layak terhadap anak tersebut, untuk pemenuhan pelayanan dasar. ..
"Di sini (pondok) anak-anak bisa belajar mengaji lagi. Tadi pagi sudah dites mengaji di sini ternyata luar biasa. Betul, ada yang satu itu 13 juz hafal, 3 juz hafal, 2 juz hafal. Memang betul, pintar ngaji," ungkapnya.
Terkait kondisi anak-anak tersebut, Sumarno, menjelaskan ke empat anak itu sehat. Apalagi setelah ketemu sama ibunya. Mereka sangat bahagia.
Ibunya yang dari Batang datang pagi hari tadi. Sedangkan yang dari Suruh, Kabupaten Semarang sudah sejak awal mendampingi terus.
Sementara itu Kepala DP2KBP3A Boyolali, Ratri S Survivalina, menambahkan bahwa empat anak tersebut saat ini kondisinya sudah baik dan sudah bisa beradaptasi di Pondok. Mereka mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang lebih baik dari sebelumnya. .
"Untuk kondisi anak sekarang sudah baik ya, sudah baik. Anak-anak sudah bisa kita adaptasi di sini (Pondok) dan mendapatkan pengasuhan dan perawatan yang lebih baik dari sebelumnya," kata Ratri S Sudvivalina di lokasi yang sama.
Dikemukakan dia, DP2KBP3A Boyolali memberikan pendampingan psikologi anak-anak tersebut. Sedangkan pendampingan dari sisi sosial dilakukan oleh Dinas Sosial. Selain itu juga ada perlindungan dari Kepolisian.
"Jadi kita berjalan sebagai tim dari sosial, dari di DP2KBP3A , kemudian juga dari kepolisian juga," imbuhnya.
Ditanya terkait kemungkinan trauma yang dialami anak-anak tersebut, Lina mengatakan, bahwa tindakan kekerasan akan menimbulkan luka batin. Untuk penyembuhannya diperlukan proses.
"Tapi kita masih ada waktu cukup untuk bisa memberikan anak-anak itu alternatif pengasuhan, supaya bisa melupakan masa-masa kelamnya itu," kata Lina.
Tingkat trauma yang dialami anak tersebut, lanjut dia, masih bisa disembuhkan. Hanya saja butuh proses dan waktu. Pihaknya saat ini masih memberikan konseling-konseling.
Dijenguk Wabup Batang
Wakil Bupati Batang, Suyono, datang langsung ke Boyolali untuk menjenguk empat anak korban kekerasan yang ditemukan diduga kelaparan dan dua anak kakinya dirantai di Desa Mojo, Kecamatan Andong. Diketahui, dua dari 4 anak tersebut merupakan warga dari Batang.
Suyono didampingi Kepala Dinas Sosial Batang, Willopo, menjenguk empat anak tersebut yang saat ini ditempatkan di rumah aman, disebuah pondok pesantren di Boyolali. Kepala Dinas Sosial Boyolali, Sumarno dan Kepala DP2KBP3A Boyolali, Ratri S Survivalina juga hadir menyambutnya.
"Kalau saya lihat anaknya sudah cukup membaik. Sudah tidak, mungkin sudah tidak traumatis lagi," kata Wakil Bupati Batang, Suyono, kepada para wartawan usai menjenguk 4 anak tersebut disebuh pondok pesantren di Boyolali, Selasa (15/7).
Dinas Sosial Kabupaten Boyolali sebelumnya menempatkan 4 anak itu di rumah aman milik Dinas Sosial Boyolali. Namun kemudian dipindah dan dititipkan ke sebuah pondok pesantren, yang dinilai lebih ramah anak.
"Dan selanjutnya saya titip sama pondok sementara karena belum bisa dibawa pulang untuk kepentingan mungkin penyelidikan polisi atau apapun. Saya ucapkan terima kasih pada pengelola pondok dan tentunya warga Kabupaten Boyolali, ada Kepala Dinas Sosial dan DP2KBP3A yang sangat peduli dan aktif. Terima kasih," ucap Suyono.
Wabup Suyono menyatakan, akan membawa anak-anak yang dari Batang itu untuk dibawa pulang ke Batang dan disekolahkan disana. Sehingga lebih dekat dan terkontrol. Pihaknya sudah menyiapkan sekolah untuk anak-anak tersebut.
"Ya, saya rencananya mau saya bawa pulang ke Batang, saya sekolahkan di Batang agar dekat, kalau ada apa-apa saya bisa mengontrol. Sudah saya siapkan sekolahnya, semua sudah saya siapkan antara Bupati dan saya nanti sama-sama di Batang biasa mengatasi hal-hal seperti itu," ujar dia.
Di Batang nanti, rencananya anak-anak tersebut akan disekolahkan di Pondok Pesantren yang ada sekolah formalnya. Sehingga bisa belajar di Pondok dan sekolah.
(apl/afn)