Sadis! Ibu di Sumut Banting Bayinya yang Menangis 10 Kali hingga Tewas

Regional

Sadis! Ibu di Sumut Banting Bayinya yang Menangis 10 Kali hingga Tewas

Tim detikSumut - detikJateng
Rabu, 09 Jul 2025 11:34 WIB
Ilustrasi Bayi Diajak Nonton Konser
Ilustrasi bayi 11 bulan di Sumut tewas dibanting ibunya sendiri. Foto: iStock
Solo -

Perbuatan sadis dilakukan DDT (22), seorang ibu muda di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatera Utara (Sumut). Ia membanting bayinya sendiri 10 kali hingga tewas karena korban menangis lapar.

Insiden memilukan ini terjadi Desa Portibi Jae, Kecamatan Portibi, Paluta, Minggu (6/7) siang. Saat kejadian, suami pelaku tidak di rumah.

Dilansir detikSumut Rabu (9/7/2025), korban yang masih berusia 11 bulan dibanting hingga kepalanya pecah. Pelaku juga mengungkapkan dia stres karena menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh suaminya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban Menangis Lapar

Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel), AKBP Yasir Ahmadi, menuturkan DDT diketahui total mempunyai tiga anak. Sementara saat kejadian, ia bersama korban yang merupakan anak bungsu.

Ketika itu, dua anaknya yang lain dibawa mertua ke gereja untuk beribadah. "Anaknya tiga, korban anak terakhir. Saat kejadian hanya tersangka DDT dan korban yang berada di rumah," kata Yasir, Selasa (8/7).

ADVERTISEMENT

Adapun suami DDT tidak berada di rumah. Yasir menerangkan suaminya sedang berbelanja.

"Suaminya di luar, katanya (pelaku) pergi belanja ke pasar, dia (pelaku) pukul itu anak," jelasnya.

Kemudian korban menangis karena lapar. DDT memberi anaknya air putih karena susu formula si bayi sudah habis.

"Anaknya nangis, dikasih air putih saja (sama si pelaku) nggak dikasih susu, ibunya nggak bisa nyusuin. Anaknya mungkin lapar, mau nyusu, susu kaleng nggak ada," ujarnya.

Korban, kata Yasir, menangis hingga lebih dari setengah jam. Pelaku yang emosi langsung menarik kaki anaknya sendiri dan membantingnya ke lantai.

Kepala Korban Pecah Usai Dibanting 10 Kali

Yasir melanjutkan, korban tewas karena mengalami pendarahan usai kepalanya pecah dibanting ibunya sendiri.

"Dibanting ke lantai 10 kali, pecah kepalanya. (Pelaku) Ibu kandung yang melahirkannya (korban)," ungkapnya.

"Saat dibanting, korban sempat menangis. Setelah korban terdiam, tersangka menghentikan perbuatannya dan meletakkan anaknya di atas lantai dengan posisi telungkup," kata Yasir.

DDT lantas memanggil tetangganya untuk meminta bantuan. Sebab, saat itu kondisi anaknya sudah berdarah-darah.

"Pecah kepalanya berdarah-darah, dia panggil tetangganya. (Kata pelaku) 'Tolong-tolong lihat anakku sudah berdarah', katanya," ujarnja.

Warga bergegas melarikan ke bayi mungil tersebut ke rumah sakit karena kondisinya kejang-kejang. Sayang, nyawanya tak tertolong.

"(Di rumah) Belum (meninggal) si bayi, meninggal di jalan," kata Yasir.

Pelaku Ngaku Stres Disiksa Suami

Mantan Kapolsek Sunggal itu menjelaskan DDT langsung diamankan pada saat kejadian. Dia juga ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan.

"Tersangka sudah ditangkap dan ditahan," paparnya.

Kepada polisi, DDT mengaku dia stres karena sering dipukuli suaminya yang kerap bermain judi. Kepolisian kini mendalami pengakuan pelaku.

"(Pengakuannya) Suaminya gila main judi. Bolak balik pukul dia juga, ada juga bekas pukulan suaminya di kepalanya, di jidat. Jadi, dia stres menghadapi suaminya," jelasnya.

Yasir menyebut suami pelaku sering tidak memberikan uang belanja kepada pelaku karena uangnya habis digunakan untuk bermain judi. Meski begitu, pihak kepolisian masih mendalami lebih lanjut keterangan pelaku itu.

"Ditambah lagi uang belanja nggak ada, suaminya kerjanya tukang dodos sawit di PT tempat mereka tinggal. Kata dia (pelaku) main judi, kita belum bisa buktikan apa benar atau nggak, masih kami dalami," sebutnya.




(apu/rih)


Hide Ads