Ada 13 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi tragedi latihan pencak silat PSHT yang menewaskan satu anggota berinisial M (17), di Karanggede, Boyolali. Di antaranya yaitu adegan tendangan terbang senior ke arah perut M.
Reka ulang itu digelar di halaman Sat Reskrim Mapolres Boyolali. Korban diperankan oleh anggota Sat Reskrim. Saksi-saksi yang merupakan rekan korban dan tersangka, yang ikut latihan pada saat kejadian, juga dihadirkan dalam rekonstruksi.
2 Tendangan Maut
Ada dua tersangka dalam kasus ini, masing-masing berinisial DWP (18) dan SW (17). Rekonstruksi dimulai dengan adegan berkumpulnya para anggota PSHT Karanggede di halaman rumah warga yang menjadi tempat latihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu ada adegan tersangka DWP memberikan materi latihan senam dan jurus kepada sejumlah anggota, termasuk korban. Kemudian DWP meminta mereka pasang kuda-kuda. Lalu DWP menendang perut korban sembari terbang.
![]() |
Korban yang dalam posisi kuda-kuda langsung jatuh ke belakang lalu memegangi perutnya. Setelah itu tersangka SW membantu korban untuk berdiri. Setelah itu giliran SW menendang perut korban. Akibatnya, korban terjatuh lagi dan pingsan.
Karena korban saat itu mengalami sesak napas, SW sempat berusaha memberikan pertolongan dengan mengurut perutnya dan mengangkat pinggang korban. Selanjutnya, korban yang masih pingsan dibawa SW bersama temannya ke rumah sakit dengan naik motor bertiga. Nahas, korban akhirnya meninggal.
"Jadi dalam rekonstruksi tadi kita sudah mendapatkan gambaran. Ada 13 adegan yang sudah dilaksanakan. Disaksikan oleh penasihat hukum, dari saksi maupun tersangka sudah membenarkan terkait dengan peristiwa tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Joko Purwadi seusai rekonstruksi, Selasa (27/5/2025).
Penanganan Perkara Cepat
Rekonstruksi itu juga dihadiri Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Boyolali, Perwira Putra Bangsawan.
"Untuk tersangka anak ini pasti penanganan perkaranya cepat. Dari polisi hanya memiliki waktu untuk penahanan 15 hari, dalam waktu itu kita juga harus melakukan penelitian juga. Makanya kita berkoordinasi secara intens supaya bisa mempercepat penanganan perkara ini," ujar Perwira.
Sebelumnya diberitakan, seorang remaja anggota sebuah organisasi perguruan silat di Karanggede, Boyolali tewas saat mengikuti latihan rutin. Korban sempat dibawa ke rumah sakit, namun dinyatakan telah meninggal dunia.
Korban berinisial M (17) warga Dukuh Klimas, Desa Sendang, Kecamatan Karanggede, Boyolali. Jenazah korban dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo untuk diautopsi guna mengetahui penyebab pasti kematiannya.
Kapolsek Karanggede, AKP S Widodo menjelaskan peristiwa ini terjadi pada Kamis (22/5) sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu korban mengikuti latihan rutin bersama teman-temannya di Dukuh Bejen, Desa Karangkepoh, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.
Korban yang berstatus pelajar ini menerima tendangan dari pelatih hingga terjatuh.
"Kemudian korban dibawa ke rumah sakit Sisma Medika (Karanggede) untuk mendapatkan pertolongan. Namun sesampai di rumah sakit, diketahui korban sudah meninggal dunia," kata S Widodo.
Polres Boyolali telah menetapkan dua orang tersangka yakni berinisial DWP (18) dan SW (17). Menurut Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, tendangan keras dari kedua pelaku berakibat fatal.
"Kalau yang disaksikan oleh saksi, dan berdasarkan keterangan dari tersangka, ini masing-masing tersangka melakukan sekali penendangan. Yang satu ke arah dada yang satu ke arah perut. Namun tendangan yang dilakukan memang sangat kencang karena tendangannya ini dilakukan sambil terbang, ancang-ancang," kata Rosyid, Jumat (23/5) lalu.
(dil/rih)