Menantu bernama Maniyo (46) tega menghabisi nyawa mertuanya Ali Suparman (70) dengan sebilah pisau dapur. Menantu keji itu tega menggorok leher mertuanya gegara sakit hati.
Insiden itu terjadi di kandang kambing di Desa Kaligintung, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, pada Kamis, 31 Oktober 2024 sore. Polisi menyebut Maniyo diduga sudah merencanakan pembunuhan mertuanya.
"Ketika peristiwa tersebut, korban ini dicari dan ditemui oleh pelaku dan ketemunya di kandang kambing. Secara sengaja korban ini dihabisi atau dibunuh oleh si pelaku," ungkap Kasat Reskrim Polres Purworejo, AKP Catur Agus Yudo Praseno saat ditemui detikJateng di kantornya, Senin (4/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catur menerangkan jasad korban Ali sudah diautopsi di RSUD dr Tjitrowardojo pada Jumat (1/11). Dari temuan polisi, Muniyo tega menghabisi ayah mertuanya dengan sebilah pisau dapur.
"Korban sudah kita lakukan autopsi. Melakukannya dengan menggunakan sebilah pisau yang diambil dari dapur. Pisau itu dipakai untuk melukai leher korban," jelasnya.
Catur mengungkap Muniyo sempat tak mengakui perbuatan kejinya. Dia bahkan mengarang cerita jika ayah mertuanya bunuh diri.
"Ya (katanya korban bunuh diri), memang ketika perkara ini pertama diteriakkan seolah-olah peristiwa bunuh diri. Tetangga mendengar ada teriakan kemudian dikamuflasekan seolah-olah bunuh diri," sebutnya.
"Pelaku tidak kabur, namun demikian dia sempat tidak mengakui perbuatannya, sempat bermain watak. Namun demikian penyidik kami melakukan penyelidikan penyidikan dengan barang bukti dan alat bukti yang kami temukan di TKP, akhirnya pelaku tidak bisa mengelak apa yang dilakukan terhadap korban," sambungnya.
Motif Pembunuhan gegara Sakit Hati
Saat ini, Muniyo sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Ali Suparman. Menurut pengakuan tersangka, ia tega menghabisi nyawa mertuanya lantaran berkali-kali dibuat sakit hati dan sempat cekcok beberapa hari sebelumnya.
"Sudah kami tangani dengan cepat dan perkara tersebut sudah kami lakukan penyidikan. Tersangka sudah kami lakukan penahanan," jelas dia.
"Motif karena ada sakit hati, pelaku ini sebagai menantu korban. Dia melakukan hal tersebut karena adanya akumulasi sakit hati terhadap ucapan-ucapan korban. Untuk cekcok di beberapa hari sebelumnya," pungkas Catur.
(ams/apl)