Kakek bernama Sishadi atau SH (73) yang ditemukan tewas dalam kondisi tertimbun pupuk kandang di Dusun Gembyang, Desa Kentengsari, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, ternyata dibunuh pria berinisial AMS (41). Begini kronologi kasusnya dari awal hingga AMS ditangkap.
Senin, 23 September
Kapolres Temanggung, AKBP Ary Sudrajat, mengatakan pada saat kejadian, Senin (23/9) sekitar pukul 18.00 WIB, pelaku lewat depan rumah korban dengan mengendarai sepeda motor.
"Pelaku berhenti di rumah korban untuk memasuki kandang kambing. Pelaku tahu bahwa sebenarnya korban itu kebiasaannya menaruh uang di kandang kambing," kata Ary Sudrajat saat konferensi pers di Polres Temanggung, Kamis (3/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku (masuk kandang kambing) saat itu tidak menyadari bahwa korban ada di belakangnya. Korban sudah membawa alat martil atau palu. Kemudian terjadi perkelahian di kandang kambing tersebut. Palu tersebut berhasil direbut pelaku. Kemudian pelaku memukul korban dengan palu sebanyak tiga kali ke arah kepala. Setelah itu korban terjatuh di kandang kambing tersebut dan ditinggalkan," imbuh Ary.
Selasa, 24 September
Keesokan harinya, Selasa (24/9) sekitar pukul 07.00 WIB, tersangka kembali ke kandang kambing itu untuk mengecek keberadaan korban.
"Pelaku datang dan melihat korban sudah tidak bernyawa. Kemudian, pelaku mengambil cangkul untuk meratakan tumpukan (lemi atau pupuk kandang) dan jerami dengan maksud untuk menguburkan korban di kandang kambing. Selesai menguburkan korban, pelaku meninggalkan kandang kambing," ujar Ary.
Rabu, 25 September
Hari berikutnya, Rabu (25/9), pelaku mendatangi rumah korban sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu tersangka mengetahui di rumah korban ada CCTV.
Saat itu pelaku berupaya memasuki rumah korban menggunakan tangga lipat melalui bagian belakang. Pelaku lalu menjebol pintu dan masuk ke kamar korbannya.
"Pelaku menuju kamar korban dengan cara mencongkel dan mendobrak pintu kamar. Kemudian mengambil DVR (Digital Video Recorder) dan memotong kabel CCTV," ungkap Ary.
Jumat, 27 September
Pada Jumat (27/9) sekitar pukul 08.00 WIB, pelaku merusak DVR tersebut dan membuangnya ke Waduk Sempor Kebumen. Penyidik sempat melibatkan Basarnas untuk mencari DVR tersebut.
"Melakukan pencarian barang bukti (DVR) di Waduk Sempor Kebumen dengan melibatkan penyidik dan Basarnas untuk mencari DVR yang dibuang di waduk. Namun pencarian kami hentikan karena memang tidak bisa kami temukan barang tersebut," kata Ary.
Minggu, 29 September
Kepala Desa Kentengsari, Nugroho Yuni Trapsilo, mengatakan korban yang tinggal sendirian di rumah itu ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia pada Minggu (29/9) sekitar pukul 08.00 WIB.
"Ceritanya sudah empat hari (sampai Minggu pagi tadi) tetangga-tetangga nggak lihat (SH). Di rumah sendiri. Tetangga sama keluarga mencari kemarin nggak ketemu dan tadi pagi (dicari lagi)," kata Yuni saat dihubungi wartawan, Minggu (29/9) sore.
"Saudara dan tetangganya penasaran karena kemarin nggak ketemu. Terus tadi dicari, di kandang ada mayat tertutup lemi (pupuk), yang kelihatan cuman nongol punggung, posisi miring ke barat," sambung Yuni saat itu.
Menurut Yuni, korban di kampungnya dikenal sebagai tuan tanah karena punya tanah yang luas.
"(Tuan tanah). Oh ya satu desa orang kaya, tanahnya luas. Warga saya, paling luas (tanahnya) Pak SH," tutur Kepala Desa Kentengsari, Nugroho Yuni Trapsilo, saat dihubungi wartawan, Minggu (29/9), sore.
Selasa, 1 Oktober
Penyidik Reskrim Polres Temanggung yang melakukan penyelidikan akhirnya berhasil mengungkap penyebab tewasnya kakek Sishadi. Dia ternyata tewas akibat dianiaya tetangganya sendiri.
Pelaku yang diamankan berinisial AMS (41), warga Gembyang, Desa Kentengsari, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.
"Tersangka sudah kita amankan. (Diamankan) Selasa, 1 Oktober 2024 sekitar siang, makan siang yang bersangkutan di rumah makan (daerah Candiroto)," kata Kapolres Temanggung AKBP Ary Sudrajat, Kamis (3/10).
(dil/apl)