Polisi akhirnya berhasil melacak dan menangkap pria yang diduga telah memerkosa seorang mahasiswi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Dalam kasus tersebut, beberapa mahasiswi lain juga melapor nyaris jadi korban perkosaan.
Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Andryansyah Rithas Hasibuan menjelaskan ada 5 mahasiswi Unsoed yang telah melapor telah menjadi korban kekerasan seks. Namun polisi sejauh ini baru memproses laporan salah satu mahasiswi.
"Kejadian ini terkait berita viral yang membuat kekhawatiran di lingkungan universitas, yang terjadi diperkirakan dari pertengahan Agustus sampai dengan akhir Agustus 2024, terkait dengan pengaduan mahasiswi sekitar 5 orang yang melaporkan. Akan tetapi saat ini baru kami proses 1 laporan polisi," kata Rithas saat ungkap kasus di Mapolresta Banyumas, Sabtu (21/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi beralasan, dari kelima pelapor tersebut, baru satu korban yang diduga telah diperkosa hingga terjadi persetubuhan oleh pelaku benama ND alias OV (44) tersebut.
Menurut dia, peristiwa pemerkosaan ini terjadi pada akhir Bulan Agustus kemarin. Awalnya, pelaku menawarkan kepada para mahasiswi untuk menjadi bintang iklan. Ujung-ujungnya dia mengajak para mahasiswi itu untuk interview di sebuah hotel.
"Kronologi kejadiannya pada hari Senin 26 Agustus pukul 14.00 WIB di kampus Fakultas Ekonomi Unsoed, saat korban duduk bersama dengan teman korban didatangi seorang pria, dibujuk menawarkan korban menjadi talent artis iklan," kata Rithas.
Saat itu pelaku menjanjikan kepada merek untuk menjadi iklan salah satu produk makanan yang cukup terkenal. Untuk meyakinkan korban, dia juga mengaku berasal dari production house yang sudah banyak memproduksi iklan hingga sinetron.
"Dari bujukan tersebut terjadi pertukaran kontak handphone. Esok harinya tanggal 27 Agustus terjadi perjanjian untuk bertemu di Hotel Wisata Niaga. Korban dibujuk di interview, apabila mau menjadi talent iklan agar berhubungan badan dahulu dengan pelaku," lanjut dia.
Korban awalnya sempat menolak. Tapi, pelaku memberikan ancaman apabila tidak mau akan melaporkan ke pihak rektor Unsoed agar korban tidak diluluskan.
"Ancamannya akan melaporkan ke pihak rektor untuk tidak lulus. Karena menjanjikan pernah dari salah satu mahasiswa juga dilaporkan ke rektor itu tidak lulus. Itu yang membuat ketakutan. Jadi pelaku mengaku kontraktor di salah satu pembangunan di Unsoed dan dekat dengan rektor. Apabila tidak ikut, akan dilaporkan ke rektor bisa tidak lulus," ujarnya.
Korban bersama teman-teman lainnya yang nyaris menjadi korban kebiadaban pelaku kemudian melapor ke pihak Tim Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unsoed maupun polisi.
Dari kejadian tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Diantaranya pakaian korban, nota pembayaran hotel, handphone dan rekaman CCTV.
"Terhadap pelaku kami kenakan pasal 12 UU RI nomor 12 tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan seksual ancaman hukumannya 15 tahun dan denda Rp 1 miliar," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pihak kampus Unsoed juga mengakui adanya peristiwa tersebut. Hal itu disampaikan oleh Ketua Satgas PPKS Unsoed, Tri Wuryaningsih .
Menurutnya, pelaku mengincar korban yang merupakan mahasiswi Unsoed. Pelaku ini menemui korban untuk ditawari menjadi bintang iklan.
"Nah orang ini, masuk ke fakultas-fakultas termasuk ke FEB, FK, jadi kemudian siangnya ditemuin, terus ditawarin 'kamu mau ga'? (Jadi bintang iklan), ada yang kemudian tidak bersedia tapi dikejar-kejar terus siangnya nemuin terus malamnya di chat menggunakan WA. Terus ditawarin, pokoknya kalau bisa, besok interview," lanjut dia.
Bahkan, kasus tersebut diduga juga melibatkan salah satu mahasiswa Unsoed sendiri. Dia seorang mahasiswa Fakultas Hukum Unsoed berinisial MRA yang mengaku sebagai keponakannya untuk meyakinkan calon korban. Ia membujuk korban melalui pesan WhatsApp (WA) agar percaya terhadap agen pencari talen iklan ini.
"Ada yang kemudian ketakutan terus diblokir tapi nanti dia menggunakan nomor asing lagi. Terus ada yang kemudian setelah diblokir ada yang viral itu masuk, MRA ikut meyakinkan 'kamu kemarin di chat sama om ini ya? Itu beneran kok om saya, itu memang lagi nyari talent untuk iklan'," katanya.
Ironisnya, mahasiswa yang terlibat itu diduga merupakan cucu seorang pejabat di Kabupaten Purbalingga.
"Nggih (cucu pejabat publik). (Tapi) saya belum mengkonfirmasi," kata Tri.
(ahr/ahr)