Wahyu Pujantoro (24) ternyata sempat sungkem dan mencium tangan sebelum membunuh nenek atau mbah buyutnya, Sukarni Tarno Pawiro (87). Fakta itu terungkap dari reka ulang kasus pencurian yang menewaskan Sukarni, dengan tersangka Wahyu, dan temannya Edwin Widiantoro (20).
"Sebelum kejadian yang mengakibatkan korban meninggal dunia itu memang para tersangka ini sempat bertemu dengan korban terlebih dahulu. Kemudian pergi dan kembali lagi melakukan aksinya tersebut," jelas Kanit I Pidum Satreskrim Polres Klaten Iptu Agung Sedewo ditemui detikJateng saat menggelar reka ulang di TKP Delanggu, Klaten, Rabu (4/9/2024).
Menurut Agung, saat bertemu nenek buyutnya, tersangka Wahyu sempat mencium tangan korban. "Cium tangan terhadap korban, jadi sempat cium tangan korban. Selanjutnya setelah reka ulang ini dan setelah berkas dinyatakan lengkap kita akan serahkan tersangka beserta barang bukti ke kejaksaan," kata Agung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Mus Aminingsih, pengacara yang mendampingi tersangka, menyatakan memang dalam adegan reka ulang itu tersangka sempat bertemu korban. Adegan itu merupakan fakta tambahan dari pengakuan tersangka.
"Betul, semua betul itu (cium tangan) malah tambahan, dulu dia (Wahyu) tidak ngasih tahu. Ternyata cium tangan dulu, kan ke sini dulu (sebelum balik lagi mencuri)," ungkap Mus kepada detikJateng di lokasi.
Pengakuan Wahyu Habisi Mbah Buyut
Sebelumnya, Wahyu yang dihadirkan polisi saat konferensi pers di Mapolres Klaten mengakui semua perbuatannya pada Kamis 13 Juni 2024 itu. Tersangka mengaku awalnya mau mencuri sepeda motor.
"Pertama kali mau nyuri sepeda motor punya budhe (Komiyati) dan mbaknya (Agnes). Ya (karena motor tidak ada) ambil uang, cincin sama handphone (milik Agnes)," terang Wahyu saat di Mapolres, Senin (24/6).
Setelah mengambil harta saudaranya itu, kata Wahyu, dirinya mendatangi kamar korban. Neneknya saat itu tidak tidur dan tahu mengetahui perbuatannya sehingga langsung dibekap.
"Korban saya bekap dulu, waktu itu nggak tidur. Ya saya (benturkan)," kata Wahyu.
Menurut Wahyu, sebelum kejadian dua hari sebelumnya dirinya ke lokasi bertemu. Tujuannya untuk memantau lokasi.
"Ya mantau-mantau lokasi. Ya menyesal," lanjut Wahyu.
Aksi durhaka itu, sebut Wahyu, dilakukannya karena butuh uang untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab dirinya menganggur dan menunggu panggilan kerja di kapal.
Sebelumnya diberitakan, Polres Klaten menangkap Wahyu Pujantoro (24) warga Desa Bendosari, Kecamatan Sawit, Boyolali dan Edwin Widianto (24) Desa Jambon, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo yang mencuri dan menghabisi nyawa Sukarni Tarno Pawiro (87). Dari penyidikan, eksekutor pencurian yang menghabisi nenek itu adalah Wahyu yang tidak lain buyut dari korban.
"Saudara WP ini adalah cucu buyut korban. Penyebab kematian korban karena dibekap, tapi kebablasan sehingga menyebabkan meninggal dunia," jelas Wakapolres Klaten Kompol Tegar Satrio Wicaksono kepada wartawan saat konferensi pers di Mapolres Klaten, Senin (24/6).
Dijelaskan Tegar, dari hasil pemeriksaan, selain dibekap korban juga dibenturkan ke lantai. "Karena benturan dan bekapan korban akhirnya meninggal dunia," lanjut Tegar.
(aku/apu)