Remaja Boyolali Mati Lemas gegara Luka Fatal Usai Diculik-Dianiaya Pesilat

Remaja Boyolali Mati Lemas gegara Luka Fatal Usai Diculik-Dianiaya Pesilat

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 01 Agu 2024 09:42 WIB
Remaja Boyolali tewas dianiaya pesilat.
Remaja Boyolali tewas dianiaya pesilat. Foto: Jarmaji/detikJateng
Solo -

Polisi menetapkan empat warga perguruan silat sebagai tersangka dalam kasus tewasnya remaja di Boyolali, AHD (16). Remaja putus sekolah ini ditemukan mati lemas di kamar rumah neneknya gegara luka fatal, termasuk di organ dalamnya, usai diculik dan dianiaya kelompok pesilat.

AHD ditemukan meninggal di rumah neneknya di Dukuh Grasak, Desa Kismoyo, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, pada Selasa (30/7) sekitar pukul 17.30 WIB.

Saat ditemui di rumah duka di Dukuh Genengan, Desa Manggung, Ngemplak, Boyolali, Rabu (31/7), ayahnya mengatakan sekitar dua minggu sebelumnya AHD sempat dicari sejumlah orang gegara membuat story di WhatsApp (WA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Anak saya) bikin konten story WA, terus ada yang lapor temannya. Terus temannya itu nggak terima, anak saya diculik," kata Darmudi, Rabu (31/7/2024).

Setelah mendapat laporan ada seorang remaja yang diduga meninggal secara tidak wajar, tim dari Polsek Ngemplak dan Polres Boyolali serta tim medis Puskesmas Ngemplak langsung mendatangi lokasi.

ADVERTISEMENT

"Hasil pemeriksaan tenaga medis Puskesmas Ngemplak, pada bagian kepala atau wajah korban keluar darah, lendir dan busa dari mulut dan hidung. Bekas membiru di bagian bibir kanan sampai telinga kanan, diduga karena cairan yang keluar dan nempel dalam waktu lama," kata Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga, Rabu (31/7) kemarin.

"Kepala leher depan dan belakang, tidak ada luka dan lebam. Kesimpulan dari medis Puskesmas Ngemplak secara fisik observasi luar bahwa tidak terlihat tanda-tanda kekerasan," sambungnya.

Atas persetujuan keluarganya, jenazah korban lalu dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo untuk diautopsi. Hasil autopsinya disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi.

"Dari hasil autopsi tersebut dan klarifikasi saksi-saksi, untuk perkara ini kami tingkatkan ke penyidikan karena ada indikasi korban meninggal akibat kekerasan yang dialami. Kesimpulan dari autopsi memang korban meninggal karena mati lemas, akibat beberapa luka pada bagian tubuh korban," ungkap Joko.

Joko menjelaskan, luka memar ditemukan di beberapa bagian tubuh korban, di antaranya di perut dan dada.

"Yang fatal di beberapa bagian tubuh, termasuk organ dalam, sampai ke organ dalam," jelasnya.

Menurut Joko, korban mengalami penganiayaan beberapa kali.

"Jadi penganiayaan itu terjadi beberapa kali. Jadi kalau ada informasi diculik, memang tanggal 16 (Juli) itu dijemput, dan di dalam proses penjemputan itu sudah ada kekerasan, di beberapa tempat yang kemudian berlanjut di hari Jumat tanggal 26 Juli. Jadi beberapa kali dalam beberapa tempat korban mengalami kekerasan," ungkapnya.

Hingga kemarin, polisi telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini.

"Dari hasil gelar untuk sementara kami sudah menetapkan empat orang tersangka, dua dewasa dua anak. Malam ini langsung kita lakukan pemeriksaan. Untuk lebih detailnya nanti akan kami sampaikan saat konferensi pers," ujar Joko Purwadi, kemarin malam.

"Sementara (4 tersangka) kita ketahui bagian dari salah satu warga dari perguruan silat," pungkasnya.




(dil/dil)


Hide Ads