9 Fakta Tewasnya Bos Tembaga Boyolali di Ujung Sabit Teman Sendiri

9 Fakta Tewasnya Bos Tembaga Boyolali di Ujung Sabit Teman Sendiri

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 06 Mei 2024 13:50 WIB
Petugas mengevakuasi jenazah korban.
Petugas mengevakuasi jenazah korban. (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Solo -

Warga Pulisen, Boyolali Kota, digegerkan dengan pembunuhan bos kerajinan tembaga bernama Bayu Handono (36). Pria berusia 36 tahun itu ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya.

Jasad Bayu ditemukan di rumahnya, Kampung Kebonso, Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali Kota, Jumat, 3 Mei 2024 malam. Pelaku pembunuhan, Irwan (27) telah ditangkap polisi. Warga Sambirobyong, Ngargosari, Sumberlawang, Sragen, itu diringkus tim Resmob Polres Boyolali bersama Jatanras Polda Jateng di Terminal Tirtonadi.

Berikut sejumlah fakta yang dirangkum detikJateng terkait kasus pembunuhan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Tewas Bersimbah Darah

Kematian Bayu kali pertama diketahui oleh satu teman korban yang curiga dengan kondisi korban. Salah seorang warga setempat, Yovita Almi mengatakan, teman korban mampir ke rumahnya di Pulisen untuk memastikan kondisinya.

"(Awal mula ditemukan) Ada temannya yang mampir ke sini, karena WhatsApp nggak dijawab-jawab terus centang satu. Terus disamperin ke sini," jelas Yovita, Sabtu (4/5/2024).

ADVERTISEMENT

Sampai di rumah tersebut, teman korban menemukan Bayu sudah meninggal dunia dan bersimbah darah. Saksi langsung memberitahukan ke warga sekitar.

2. Luka Sayat di Leher

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, Bayu Handoko diduga merupakan korban pembunuhan. Hal ini diketahui adanya luka sayatan di bagian leher korban.

"Benar ditemukan orang meninggal dunia dalam kondisi luka dan diduga korban pembunuhan," kata Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi, kepada detikJateng, Sabtu (4/5/2024).

3. Korban Tinggal Sendiri

Kepala Desa Cepogo, Mawardi, mengakui korban memiliki usaha kerajinan logam atau tembaga di Tumang. Sedangkan di sore hari pulang ke rumahnya di Boyolali.

Korban di rumah tersebut seorang diri. Sedangkan orang tuanya di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Cepogo.

4. Sempat Ikut Gotong-royong

Menurut Mawardi, selama ini korban diketahui tidak ada masalah dengan warga sekitar. Kegiatan sosial kemasyarakatannya juga baik-baik saja dan mudah bergaul.

Dikemukakan dia, korban pada hari Rabu (1/5) masih ikut gotong-royong di rumah tetangganya di Dukuh Gunungsari, Cepogo.

"Hari Rabu kemarin yang bersangkutan masih ikut gotong-royong di tetangga sekitar (di Dukuh Gunungsari). Karena kebetulan ada tetangganya Mas Bayu yang punya hajatan menikahkan anaknya, dia masih ikut gotong-royong di sana," ungkapnya.

5. Petunjuk Jejak Percakapan

Setelah mendapat laporan, Polres Boyolali langsung mendatangi lokasi kejadian. Petugas melakukan olah TKP dan penyelidikan.

Petrus mengatakan, dari hasil penyelidikan, petugas menemukan jejak percakapan korban dan tersangka di media sosial.

"Kebetulan kita bisa mendapatkan jejak-jejaknya dari percakapan di medsos antara pelaku dan korban," ujar Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi.

6. Pelaku Ditangkap

Setelah mengetahui identitas pembunuh korban, petugas langsung bergerak cepat. Petrus mengatakan ada dua tim disebar untuk mengejar tersangka. Satu mengejar ke Jogja dan satu tim memburunya di Solo.

Tersangka akhirnya ditangkap polisi Sabtu (4/5) pukul 19.45 WIB di Terminal Tirtonadi Solo. "Di tengah perjalanan, kita melihat dia (tersangka). Di jalan keluar. Pada saat dia keluar menggunakan sepeda motor milik korban, kita amankan dia langsung pas di Terminal Tirtonadi," imbuhnya.

7. Korban dan Pelaku Saling Kenal

Hasil pemeriksaan sementara polisi, terungkap aksi sadis pelaku menghabisi nyawa korban. Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi mengatakan antara korban dan pelaku sudah saling kenal.

"Hubungan tersangka dengan korban ini merupakan teman. Jadi tersangka ini juga sudah pernah empat kali menginap di sana (rumah korban). Jadi dia sudah hafal dengan suasana rumah tempat tinggalnya korban," kata AKBP Petrus, Minggu (5/5/2024).

8. Pelaku Persiapkan Pembunuhan

Petrus menjelaskan pembunuhan terjadi pada Rabu (1/5) sekira pukul 23.00 WIB. Pelaku sudah mempersiapkan pembunuhan itu dengan membawa senjata tajam berupa sabit dari rumahnya di Sragen.

"Berdasarkan pengakuan dari pelaku bahwa sabit itu digunakan untuk menghabisi nyawa korban untuk memiliki barang berharga milik korban. Selain menggunakan sabit, pelaku juga menggunakan palu yang berada di rumah korban untuk membuat korban tidak berdaya, sebelum dihabisi dengan sabit," jelas Petrus.

9. Gasak Barang Berharga Korban

Setelah membunuh korban, pelaku kemudian kabur dengan membawa sejumlah barang berharga milik korban dan uang tunai.

Barang yang diambil yakni satu unit sepeda motor Honda PCX warna brown nopol AD 4860 BHD, uang tunai Rp 2.050.000, satu iPhone 12 pro warna pasific blue, satu dompet warna cokelat, satu kartu ATM BCA Platinum, sepasang sepatu warna orange merek Vibram Hoka, satu tas warna abu-abu merek Ternua, dan satu jam merek COROS warna hitam gold.

"Setelah melakukan pembunuhan pelaku menggasak sejumlah barang-barang milik korban," ujar Petrus.




(aku/ams)


Hide Ads