Korban Pembunuhan Berantai Sarmo Bertambah 2 Orang, Motif Ekonomi

Korban Pembunuhan Berantai Sarmo Bertambah 2 Orang, Motif Ekonomi

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Sabtu, 30 Des 2023 18:15 WIB
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi memimpin konferensi pers kasus pembunuhan berantai, di Mapolres Wonogiri, Sabtu (30/12/2023).
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi memimpin konferensi pers kasus pembunuhan berantai, di Mapolres Wonogiri, Sabtu (30/12/2023). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Wonogiri -

Polisi mengungkap korban pembunuhan Sarmo (35) di Kecamatan Girimarto, Wonogiri, bertambah dua orang. Motif pembunuhan dua korban itu berkaitan dengan utang piutang dan jual beli tanah.

"Dari jajaran reserse mengungkap. Terungkap empat korban (yang dibunuh Sarmo) yang meninggal dunia dengan cara dibunuh," kata Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi saat konferensi pers di Mapolres Wonogiri, Sabtu (30/12/2023).

Diketahui, dua korban pembunuhan Sarmo yang baru terungkap adalah Katiyani (26) warga Desa Sanan, Kecamatan Girimarto. Kemudian Sudimo (58), warga Kecamatan Girimarto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasat Reskrim Polres Wonogiri Yahya Dhadiri mengatakan hubungan antara Katiyani dengan Sarmo adalah teman yang baru saja saling kenal. Katiyani sudah mempunyai suami dan anak.

"Saling mengenal baru 8 hari. (Pertemanan) Berawal dari Facebook," kata dia.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan, awalnya Sarmo mengetahui jika Katiyani menjual sepeda motor. Kemudian Sarmo berniat meminjam uang Katiyani sebesar Rp 11.500.000.

"'Uangmu tak pakai buat bayar utang ya' (kata Sarmo). Memang punya utang. Karena Katyani tidak mau mengasih kemudian dibunuh," kata Yahya.

Sementara itu, kata dia, korban Sudimo merupakan pemilik lahan yang disewa oleh Sarmo untuk penggergajian kayu di Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto.

"Sadimo dijanjikan jual beli tanah. Setelah korban meninggal (dibunuh Sarmo) muncul surat pernyataan yang menunjukkan tanah itu sudah menjadi milik Sarmo. Itu dibuat palsu, termasuk memalsu tanda tangan kepala desa," ungkap Yahya.

Ia mengatakan, hampir semua permasalahan Sarmo dengan para korban berkaitan dengan utang. Namun antara korban tidak saling kenal. Antarkorban hanya kenal dengan Sarmo.

"Pelaku selalu emosi saat ditagih utang. Penemuan ini (tiga korban) muncul dari laporan kehilangan orang," kata Yahya.




(rih/rih)


Hide Ads