Pelajar SMA Tawuran di Kajen Pekalongan, Polisi Sita Celurit-Motor

Pelajar SMA Tawuran di Kajen Pekalongan, Polisi Sita Celurit-Motor

Robby Bernardi - detikJateng
Senin, 04 Des 2023 16:26 WIB
Para pelajar terlibat tawuran diberi pengarahan di Mapolsek Kajen, Pekalongan, Senin (4/12/2023).
Para pelajar terlibat tawuran diberi pengarahan di Mapolsek Kajen, Pekalongan, Senin (4/12/2023). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Video aksi tawuran pelajar dengan senjata tajam berupa celurit terjadi di Jalan Raya Gandrum, Kajen, Pekalongan viral di sosial media. Warga kemudian membubarkan dua kelompok pelajar yang saling baku hantam tersebut.

Video berdurasi selama 18 detik itu kemudian diunggah di akun Instagram @beritapekalongan1 dan telah ditonton lebih dari 50 ribu warga netizen.

Dari penelusuran detikJateng, tawuran pelajar tersebut terjadi pada Rabu (29/11/2023) sekitar pukul 14.00 WIB, di Jalan Raya Gandrum, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi Amankan Celurit-Motor di TKP Tawuran

Kapolsek Kajen Iptu Turkhan menjelaskan tawuran pelajar yang viral itu terjadi antara pelajar SMAN Paninggaran dengan SMK Ma'arif NU Kajen. Turkhan menerangkan saat kejadian tawuran berlangsung, pihaknya langsung datang ke lokasi. Namun tawuran itu sudah dibubarkan warga.

Polisi hanya mengamankan barang bukti celurit dan satu unit sepeda motor milik salah satu pelajar.

ADVERTISEMENT

"Iya, jadi peristiwanya itu hari Rabu (29/11), jam 14.00 WIB, di wilayah kami, tepatnya di pom bensin Gandarum. Antara SMA Negeri Paninggaran dengan SMK Ma'arif NU Kajen," kata Turkhan pada detikJateng, Senin (4/12/2023).

Dengan temuan sajam itu pihaknya lalu berkoordinasi dengan masing-masing sekolah agar persoalan tersebut tidak berbuntut panjang. Para pelajar tawuran itu kemudian dimediasi di hadapan pihak sekolah, orang tua atau wali di Mapolsek Kajen.

"Hari ini kita selesaikan permasalahan itu dengan cara mengundang para pihak yang terlibat tawuran itu, berikut kepala sekolah dan orang tua. Melalui mediasi ini saya berharap peristiwa-peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi," ujarnya.

Pelajar Tawuran Diminta Bikin Surat Pernyataan

Dari pantauan detikJateng, ada 31 yang diamankan polisi. Setelah diberikan arahan dan pembinaan oleh Polsek Kajen, puluhan pelajar ini diminta untuk saling bersalaman pada para pelajar lainnya, termasuk pada pihak sekolah, dan orang tua untuk meminta maaf.

Para pelajar yang tawuran lalu diminta membuat surat pernyataan untuk tidak saling bermusuhan apalagi saling tantang kembali di sosial media. Surat itu mereka buat di depan orang tua atau wali, pihak sekolah dan polisi.

Para pelajar tawuran akhirnya saling meminta maaf. Mereka juga meminta maaf pada pihak sekolah dan orang tua atau wali atas peristiwa tersebut.

Awal Mula Pemicu Tawuran

Turkhan menerangkan pemicu tawuran itu bermula saat pertandingan futsal antara masing-masing pelajar. Suasana semakin memanas ketika admin Instagram saling menyerang dan mengejek.

"Permasalahan itu diawali dengan pertandingan futsal, turnamen futsal di Kesesi. Dalam permainan itu kan biasa, ada yang kalah dan ada yang menang. Tapi di media sosial, antara pihak satu dan yang lainnya itu saling mengejek. Hingga muncul di admin Instagram itu, saling mendukung dan saling mengejek dan ada pertemuan saling tantang di TKP itu," jelas Turkhan.

Beruntung saat kejadian banyak warga yang membubarkan aksi tawuran.

"Di lokasi sudah saling pukul, Kemudian oleh warga sekitar membantu menyelesaikan itu dengan beramai-ramai mendatangi TKP. Tidak ada korban," ungkapnya.

Pihaknya berharap agar para pelajar bijak dalam bersosial media, tidak digunakan untuk kegiatan negatif misal saling tantang anyar sekolah, yang selama ini dilakukan mereka.

Respons Pihak Sekolah soal Tawuran Pelajar

Di lokasi yang sama, Kepala SMAN Paninggaran Laksono mengaku langsung berkoordinasi dengan sekolah lainnya dan pihak kepolisian usai mendapat kabar soal tawuran yang melibatkan anak didiknya.

"Kami segera konsolidasi. Evaluasi dari permasalahan ini sebenarnya, baik dari SMA N Paninggaran maupun SMK NU Kajen. Ini sebenarnya di sekolah sudah konsolidasi dengan anak-anak. Tetapi ternyata media sosial anak masih kenceng. Itu yang terus menyulut. Jadi dari awal futsal sampai sebelum kejadian itu, kami sudah mewanti-wanti supaya tidak ada pergerakan," ujar Laksono.

"Tapi kan media sosial kan 24 jam. Nah kami dari pihak sekolah tidak bisa memantau sepanjang itu, kami belum bisa sampai detail mengawasi itu (media sosial). Ini evaluasi kami," ucapnya.

Baik pihak sekolah SMA N Paninggaran maupun SMK NU Ma'arif Kajen, langsung memanggil para orang tua dari pelajar yang terlibat aksi tawuran.

"Kami mengambil langkah, yaitu salah satunya kami mengundang wali murid berkaitan dengan yang terlibat kemarin. Dan kami juga meminta tolong kepada Polsek Kajen untuk bisa memberikan pembinaan kepada anak didik kami. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi di semua sekolah di Kabupaten Pekalongan," tambah Kepala Sekolah SMK NU Ma'arif Kajen, Abdul Basith.




(ams/rih)


Hide Ads