Polres Sukoharjo bersama Kejaksaan Negeri Sukoharjo menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan dosen UIN Raden Mas Said Solo, Wahyu Dian Silviani (34). Adegan utama dalam rekonstruksi itu dilakukan di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.
Dua rumah yang bersebelahan itu menjadi saksi bisu kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang kuli bangunan, DF (23). Sekitar TKP dipasangi garis polisi, tampak warga dan rekan korban datang untuk menyaksikan proses rekonstruksi tersebut.
Tersangka tiba sekira pukul 09.50 WIB. Saat turun dari mobil, tersangka diteriaki warga yang menyaksikan reka adegan itu. "Huuu," teriak warga, Selasa (12/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adegan pertama dilakukan di rumah korban yang tengah direnovasi. Di sana, pelaku melakukan reka ulang kejadian pada Senin (21/8), saat korban menegur pelaku.
Pengawalan ketat dilakukan pihak kepolisian. Pelaku yang memakai penutup kepala dan masker, sempat diprotes rekan sejawat korban.
"Tidak mungkin korban berkata kasar, dia orangnya santun. Dia (tersangka) itu pelaku kriminal, penjahat. Kenapa mukanya harus ditutupi," kata rekan sejawat korban yang enggan disebutkan namanya.
Usai ditegur korban, tersangka pada malam harinya sempat mendatangi rumah milik A, yang ditinggali korban seorang diri. Rumah itu berada di sebelah barat, menempel rumah korban.
Kapolsek Gatak AKP Hadi mengatakan, saat itu korban mengurungkan niatnya lantaran tak bisa masuk rumah tersebut.
"Tersangka ke sini jalan kaki, tidak menggunakan motor. Sebelumnya sudah direncanakan, hari pertama tidak bisa masuk. Rabu malam baru terjadi. Motif sakit hati, karena dianggap tidak becus melakukan pembangunan rumah korban," kata Hadi.
Dia mengatakan, dalam rekonstruksi ini dihadiri JPU, keluarga korban yang didampingi kuasa hukumnya, dan tersangka yang didampingi kuasa hukumnya. Rekonstruksi di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, berlangsung sekira satu jam.
"Ada 22 adegan. Rekonstruksi ini untuk memperjelas tindakan yang dilakukan tersangka terhadap korban. Bagaimana motifnya, bagaimana dia menghabisi korban, apa yang diambil, sudah terekam pada rekonstruksi hari ini," ucapnya.
Ada tiga lokasi yang digunakan dalam rekonstruksi ini. Selain Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Hadi menuturkan, juga akan menggunakan lokasi lain yakni sungai di kawasan Blimbing tempat pembuangan senjata tajam yang digunakan untuk membunuh korban, dan di rumah tersangka, lokasi membakar baju pelaku yang berlumuran darah.
Dalam rekonstruksi ini, Hadi mengatakan tidak ada fakta baru yang ditemukan. Semuanya sesuai hasil pemeriksaan petugas.
"Jika penyidik ingin melakukan rekonstruksi lagi, maka akan kita lakukan. Sementara ini (rekonstruksi) sama, apa yang dilakukan tersangka. Sampai saat ini, kesaksiannya sama," pungkasnya.
(aku/apl)