Mahasiswa UMY, Redho Tri Agustian (20) yang menjadi korban pembunuhan dan mutilasi dikabarkan sedang meneliti soal LGBT. Namun Rektor UMY belum yakin soal itu. Sebab, pihaknya belum menemukan dokumen tentang penelitian itu.
"Dia memang banyak penelitian. Kemarin dia juga mendapatkan hibah penelitian dari lembaga kemahasiswaan," kata Rektor UMY, Gunawan kepada wartawan di Kampus UMY, Kasihan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/8/2023), dikutip dari detikJogja.
Gunawan mengatakan, dugaan bahwa Redho sedang melakukan penelitian mengenai LGBT itu hanya bersumber dari cerita dari mahasiswa lain yang pernah diajak berdiskusi oleh Redho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Topik LGBT masih belum kita temukan karena itu hanya dari diskusi dengan teman-temannya," ujar Gunawan.
Di sisi lain, pihak kampus menemukan tema penelitian lain yang sedang dikerjakan Redho sebelum ditemukan tewas dan dimutilasi. "Memang dia, yang jelas dari kampus dia sedang mengerjakan satu tema penelitian tentang young entrepreneur," ungkap Gunawan.
Terlepas dari tema penelitian tersebut, Gunawan meyakini mahasiswanya itu tidak punya perilaku menyimpang. Hal itu senada dengan pernyataan polisi yang menyebut kasus Redho murni pembunuhan dan kekerasan.
"Jadi yang jelas memang selama ini kita percaya bahwa yang bersangkutan itu adalah korban tindak kekerasan, atau tindak kriminal," tandas Gunawan.
Dilansir detikJogja sebelumnya, Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Prof Achmad Nurmandi mengatakan mahasiswanya yang menjadi korban mutilasi di Sleman sempat melakukan penelitian soal LGBT. Maka itu UMY menduga Redho bukan LGBT.
(dil/ahr)