Ada tiga hal yang menguatkan dugaan korban mutilasi di Sleman merupakan salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang dilaporkan hilang sejak 11 Juli. Sementara itu polisi tengah melakukan serangkaian tes, termasuk tes DNA, untuk memastikan identitas korban.
Saat rilis kasus di Mapolda DIY, Minggu (16/7), disebutkan korban mutilasi di Sleman itu berinisial R, mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja. Informasi itu mengingatkan pada kabar hilangnya mahasiswa UMY, Redho Tri Agustian (20) sejak Selasa (11/7).
Dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Iwan Satriawan menduga kuat mahasiswanya yakni Redho Tri Agustian (20) menjadi korban mutilasi di Sleman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan mengaku sudah menemui penyidik Polda DIY. Dalam pertemuan itu, polisi menyodorkan aksesoris yang dikenali pihak keluarga sebagai aksesoris milik Redho.
"Begini, bahasanya penyidik itu adalah dari aksesori yang ditemukan. Kemudian dikonfirmasi kepada pihak keluarga memang aksesori miliknya Mas Redho. Jadi indikasi tubuh yang ditemukan adalah Redho sudah 60 persen," kata Iwan, Selasa (18/7/2023).
Meski kepolisian belum mengonfirmasi itu, sedikitnya ada tiga hal yang menguatkan dugaan adanya keterkaitan antara kasus mutilasi di Sleman dengan kasus hilangnya Redho.
Nama-Alamat Redho Identik dengan Korban Inisial 'R'
Kabar hilangnya Redho Tri Agustian (Tomy) sempat ramai di media sosial sebelum kasus mutilasi di Sleman terungkap. Diketahui, Redho Tri Agustian (20) merupakan warga Ketapang, Kecamatan Pangkal Balam, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung.
"Kami masih menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian. Kemarin polisi sudah melakukan cek TKP ke kos serta bertemu pihak kampus, khususnya program studi Hukum," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY Faris Al-Fadhat kepada detikJateng, Sabtu (15/7).
Nama Redho identik dengan inisial R yang disebut polisi sebagai korban mutilasi di Sleman. Polisi juga menyebut korban berjenis kelamin laki-laki.
"Tim menemukan identitas korban. Identitas korban tersebut atas nama inisial R. Yang bersangkutan adalah mahasiswa yang berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja," kata Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi, Sabtu (15/7).
Saat itu Endriadi tidak mendetailkan identitas korban. "Iya (warga Pangkalpinang). Nanti (keluarganya) akan kita informasikan," ujarnya saat menjawab pertanyaan wartawan.
Korban Mutilasi Ditemukan Usai Redho Menghilang
Secara kronologi, ada kecocokan antara waktu hilangnya Redho dengan temuan korban mutilasi. Dalam laporan kepada polisi, Redho disebut mulai tidak bisa dihubungi keluarganya sejak Selasa (11/7). Menurut keterangan teman kosnya, Redho sempat keluar membeli makan pada Selasa (11/7/2023) dini hari.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Berdasarkan keterangan, pada saat itu yang bersangkutan memesan nasi dan lauk lalu dibungkus dan buru-buru pergi. Tapi saksi tidak tahu yang bersangkutan pergi ke arah mana," kata Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry, Sabtu (15/7).
Saksi lain yaitu teman kuliahnya menyebut sempat melihat CCTV kosan Redho. Dia mengatakan Redho keluar mengenakan sweatshirt hijau dan celana pendek hitam.
Sementara, kasus mutilasi di Sleman bermula dari penemuan potongan tubuh yang berceceran di daerah Turi, Sleman, Temuan tersebut diketahui warga setempat pada Rabu (12/7) malam.
"Di sungai. TKP tepat di atas jembatan bawahnya sungai terus di sampingnya ada semak-semak di situ. Jadi yang awal kita temukan di dalam dasar sungai terus ada beberapa potongan tubuh kita temukan di semak-semak di atasnya," kata Kapolresta Sleman Kombes Yuswanto Ardi, Rabu (12/7).
Sama-sama Dilaporkan ke Polsek Kasihan
Petunjuk terakhir menjadi penguat adanya hubungan antara hilangnya Redho dengan identitas korban mutilasi Sleman.
Wadirreskrimum Polda DIY AKBP Tri Panungko mengatakan pihaknya mendapat identitas korban dari laporan orang hilang. Sebelumnya, ada laporan orang hilang yang masuk di Polsek Kasihan.
"Jadi kebetulan sama ada laporan kehilangan di Polsek Kasihan, kemudian kita berkomunikasi dengan polsek, kita cocokkan potongan-potongan tubuh tersebut," kata Tri Panungko, Minggu (16/7).
Sehari sebelumnya, Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengonfirmasi kabar hilangnya Redho. Dia mengatakan laporan orang hilang masuk ke Polsek Kasihan.
"Benar, ada pengaduan terkait orang hilang yang masuk ke Polsek Kasihan pada hari Kamis (13/7/2023). Yang hilang atas nama Redho Tri Agustian (20), mahasiswa UMY yang ngekos di Tamantirto, Kasihan, Bantul," kata Jeffry kepada wartawan, Sabtu (15/7).
Sederet fakta ini membuat pihak UMY waswas jika korban mutilasi itu adalah mahasiswanya.
"Lha ini kita juga sedang kehilangan mahasiswa sejak 11 Juli, saya juga waswas," kata Rektor UMY Prof. Gunawan Budiyanto kepada detikJateng, Senin (17/7).
Namun Gunawan enggan berspekulasi sebelum ada bukti yang kuat. "Tapi kita tunggu saja keterangan dari Polda DIY," ujarnya singkat.
Doa Bersama di UMY untuk Redho
Sementara itu, ratusan mahasiswa UMY melakukan doa bersama di depan gedung Rektorat UMY untuk Redho Tri Agustian (20). mahasiswa yang hilang sejak 11 Juli.
"Kegiatan malam hari ini adalah kegiatan solidaritas teman-teman mas Redho," kata Dekan Fakultas Hukum UMY Iwan Satriawan kepada wartawan di UMY, Kasihan, Bantul, Senin (17/7).
Wujud solidaritas itu, kata Iwan, berupa salat gaib untuk Redho dan doa bersama. Menurutnya, salat gaib dilakukan dua sesi karena beberapa masih tidak percaya jika Redho telah meninggal dunia.