Rentetan temuan potongan tubuh manusia yang menggegerkan wilayah Sleman, DIY, beberapa waktu terakhir terungkap setelah polisi berhasil menangkap dua pelakunya. Polisi kemudian mengungkap korban mutilasi itu adalah mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja.
Perhatian kemudian tertuju dengan kasus hilangnya Redho Tri Agustian (20), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Redho dilaporkan hilang sejak Selasa (11/7).
Dugaan menguat korban mutilasi itu adalah Redho. Meski pihak kepolisian belum mengonfirmasinya, sejumlah benang merah menguatkan kaitan kasus mutilasi dengan hilangnya Redho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesamaan Alamat-Nama Redho dengan Inisial Korban 'R'
Diketahui, Redho Tri Agustian (20) merupakan warga Ketapang, Kecamatan Pangkal Balam, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Kabar hilangnya Redho Tri Agustian (Tomy) juga sempat ramai di media sosial.
Dihubungi terpisah, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY Faris Al-Fadhat membenarkan kabar hilangnya salah satu mahasiswanya itu.
"Kami masih menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian. Kemarin polisi sudah melakukan cek TKP ke kos serta bertemu pihak kampus, khususnya program studi Hukum," kata Faris kepada detikJateng, Sabtu (15/7).
Nama Redho identik dengan inisial R yang disebut polisi sebagai korban mutilasi. Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi menyebut korban berjenis kelamin laki-laki berinisial R dan berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja.
"Tim menemukan identitas korban. Identitas korban tersebut atas nama inisial R," ujarnya.
"Yang bersangkutan adalah mahasiswa yang berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta," kata Endriadi seperti dilansir detikJateng, Sabtu (15/7).
Endriadi tidak mendetailkan identitas korban. Hanya saja, korban diketahui warga Pangkal Pinang, Provinsi Kep Bangka Belitung.
"Iya (warga Pangkalpinang). Nanti (keluarganya) akan kita informasikan," bebernya.
Redho Hilang 11 Juli, Korban Mutilasi Ditemukan 12 Juli
Secara kronologis, ada kecocokan antara waktu hilangnya Redho dengan temuan korban mutilasi. Dalam laporan kep polisi, Redho disebut mulai tidak bisa dihubungi keluarganya sejak Selasa (11/7). Sedangkan menurut keterangan teman kosnya, Redho sempat keluar membeli makan pada Selasa (11/7/2023) dini hari.
"Berdasarkan keterangan, pada saat itu yang bersangkutan memesan nasi dan lauk lalu dibungkus dan buru-buru pergi. Tapi saksi tidak tahu yang bersangkutan pergi ke arah mana," ujarnya.
Saksi lain yaitu teman kuliahnya menyebut sempat melihat CCTV kosan Redho. Dia mengatakan Redho keluar mengenakan sweatshirt hijau dan celana pendek hitam.
Sementara, kasus mutilasi di Sleman bermula dari penemuan potongan tubuh yang berceceran di daerah Turi, Sleman, Temuan tersebut diketahui warga setempat pada Rabu (12/7) malam.
"Di sungai. TKP tepat di atas jembatan bawahnya sungai terus di sampingnya ada semak-semak di situ. Jadi yang awal kita temukan di dalam dasar sungai terus ada beberapa potongan tubuh kita temukan di semak-semak di atasnya," kata Kapolresta Sleman Kombes Yuswanto Ardi, Rabu (12/7).
Simak benang merah lain di halaman selanjutnya.
Sama-sama Dilaporkan ke Polsek Kasihan
Petunjuk terakhir menjadi penguat adanya hubungan antara hilangnya Redho dengan identitas korban mutilasi Sleman.
Wadirreskrimum Polda DIY AKBP Tri Panungko mengatakan mendapati identitas korban dari laporan orang hilang. Sebelumnya, ada laporan orang hilang yang masuk di Polsek Kasihan.
"Jadi kebetulan sama ada laporan kehilangan di Polsek Kasihan, kemudian kita berkomunikasi dengan polsek, kita cocokkan potongan-potongan tubuh tersebut," kata Tri Panungko, Minggu (16/7).
Sehari sebelumnya, Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengonfirmasi kabar hilangnya Redho. Dia mengatakan laporan orang hilang masuk ke Polsek Kasihan.
"Benar, ada pengaduan terkait orang hilang yang masuk ke Polsek Kasihan pada hari Kamis (13/7/2023). Yang hilang atas nama Redho Tri Agustian (20), mahasiswa UMY yang ngekos di Tamantirto, Kasihan, Bantul," kata Jeffry kepada wartawan, Sabtu (15/7).
Sederet fakta ini membuat pihak UMY waswas jika korban mutilasi itu adalah mahasiswanya.
"Lha ini kita juga sedang kehilangan mahasiswa sejak 11 Juli, saya juga waswas," kata Rektor UMY Prof. Gunawan Budiyanto kepada detikJateng, Senin (17/7).
Akan tetapi, Gunawan mengaku enggan berspekulasi sebelum ada bukti yang kuat. Menurutnya, saat ini UMY masih menunggu keterangan resmi dari Polda DIY.
"Tapi kita tunggu saja keterangan dari Polda DIY," ujarnya singkat.
Polisi diperkirakan tak akan gegabah dalam memastikan identitas korban mutilasi ini. Diduga polisi tengah merampungkan serangkaian tes termasuk tes DNA untuk memastikan identitas korban.
Simak Video "Video Geger 4 Bocah Dirantai di Boyolali, Dititipkan ke Tersangka untuk Ngaji"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)