Keluarga Redho Tri Agustian, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menunggu hasil tes DNA yang sudah dilakukan di Polda DIY. Tes DNA dilakukan untuk memastikan dugaan Redho yang sempat dilaporkan hilang, merupakan korban mutilasi di Sleman.
Untuk diketahui, Redho dinyatakan hilang sejak Selasa (11/7) lalu. Selang sehari, polisi menemukan ceceran potongan tubuh di Kapanewon Turi, Sleman, Jogja, pada Rabu (12/7).
Polisi berhasil mengungkap identitas 2 orang yang diduga pelaku pembunuhan. Yang pertama berinisial W, seorang warga Magelang, dan yang kedua RD asal DKI Jakarta. Keduanya kabur ke Jawa Barat sebelum akhirnya ditangkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dugaan korban mutilasi tersebut adalah Redho menguat usai polisi menyebut korban adalah mahasiswa asal Pangkalpinang.
detikSumbagsel mengonfirmasi ke pihak keluarga Redho di Pangkalpinang. Pihak keluarga masih menunggu hasil tes DNA dari Polda DIY.
"Kita (keluarga) masih menunggu hasil (tes DNA) dari kepolisian Jogja," kata Majid, kerabat Redho ditemui di kediamannya, Minggu (16/7/2023) seperti dilansir detikSumbagsel.
Menurut Majid, Redho sempat berkomunikasi dengan orang tuanya sehari sebelum hilang kontak pada Selasa (11/7).
Karena di hari berikutnya nomor Redho sudah tidak aktif, kakak Redho yang juga berada di Jogja pun mencoba mencari dia ke kos-kosan. Kamar kos Redho ditemukan kosong dan pintunya tidak terkunci.
"Kakak (Redho) yang di Jogja mendatangi kosan. Saat itu menemukan pintu kosan tidak terkunci dan dalam kondisi kosong," cerita Majid ditemui di kediamannya di Pangkalpinang, Minggu (16/7).
Karena tidak terlihat, kakak Redho mengecek rekaman CCTV dan terlihat tidak ada yang janggal dengan Redho. "Tidak menemukan kejanggalan perubahan perilaku. Biasa aja tidak ada yang aneh-aneh," tambahnya.
Tidak ditemukan, akhirnya keluarga Redho Tri Agustian melaporkan ke Polsek Kasihan, Bantul, pada Kamis (13/7).
Majid menjelaskan, jika nantinya hasil tes DNA dari kepolisian sudah keluar, pihak keluarga siap menerima apa pun hasilnya. Meskipun seandainya benar korban mutilasi inisial R itu adalah Redho.
"Kalau keputusan (hasil tes) di sana valid, kita terima apa pun keputusannya. Yang buruk sekalipun kita terima," ujarnya.
(aku/ahr)