- Profil Husen, Pelaku Mutilasi Hidup-hidup
- Motif Sakit Hati Membuat Husen Tega Mutilasi Hidup-hidup Bosnya Sendiri
- Husen Sudah Lama Ingin Membunuh Korban
- Memutilasi Korban Jadi 4 Bagian
- Mencuri Uang Korban untuk Cari PSK
- Mengecor Jasad Korban untuk Menghilangkan Jejak
- Mengaku Puas Berhasil Mutilasi Korban
Pemilik depot air minum isi ulang di Tembalang, Semarang, bernama Irwan Hutagalung (53) menjadi korban pembunuhan. Irwan ditemukan tewas dengan keadaan tubuh terpotong-potong usai dimutilasi hidup-hidup oleh pelaku.
Polisi telah menangkap sosok pelaku yang bernama Muhammad Husen (29). Pelaku merupakan karyawan Irwan dalam menjalankan depot usaha air minumnya itu.
"Dari hasil penyelidikan mengerucut kepada pelaku, sekarang sudah kita jadikan pelaku di sini atas nama Muhammad Husen ini adalah pelaku tunggal," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar di kantornya, Rabu (10/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini informasi mengenai siapa sosok Husen si pelaku mutilasi hidup-hidup bos depot air minum di Semarang.
Profil Husen, Pelaku Mutilasi Hidup-hidup
Muhammad Husen atau yang kerap disapa Husen ditetapkan menjadi tersangka tunggal kasus mutilasi-cor pemilik depot air isi ulang di Semarang bernama Irwan. Husen adalah warga Banjarnegara yang bekerja sebagai karyawan di depot air isi ulang tersebut.
Husen mengaku baru bekerja satu bulan di tempat air isi ulang di Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, itu.
"Dari awal puasa kemarin (mulai bekerja), dulu sebelum ikut korban saya kan di warmindo yang arah lapangan futsal, dari sana saya kenal sama korban, soalnya yang biasa suplai galon ke sana," kata Husen saat dihadirkan dalam jumpa pers di kantor Polrestabes Semarang, Rabu (10/5).
Meski baru bekerja sebulan, warga Banjarnegara itu mengaku menaruh dendam kepada bosnya. Irwan disebut galak dan ringan tangan kepada dirinya hingga akhirnya ia tega melakukan perbuatan sadis tersebut.
Motif Sakit Hati Membuat Husen Tega Mutilasi Hidup-hidup Bosnya Sendiri
Husen mengaku tega membunuh, memutilasi dan mengecor korban karena sakit hati.
"Karena saya merasa sakit hati saya sering dipukuli," katanya di hadapan wartawan.
Husen mengaku baru satu bulan bekerja di tempat air isi ulang itu. Selama satu bulan itu, dia sering dipukuli bila melakukan kesalahan.
"Karena setiap ada salah dan kesalahan kecil pasti dia main tangan contohnya ada pesenan galon harusnya 15 dia bilang cuma 14 atau 13 begitu selesai ngirim dia pulang marah-marah langsung main tangan, padahal dia yang bilang," jelasnya.
Husen Sudah Lama Ingin Membunuh Korban
Husen mengaku sudah berniat membunuh bosnya itu sejak Senin (1/5). Aksinya kemudian dilakukan empat hari kemudian saat bosnya tidur nyenyak.
"Posisi korban sedang tidur nyenyak sekitar jam 20.00-20.30 WIB," katanya.
Memutilasi Korban Jadi 4 Bagian
Pada Kamis (4/5) malam itu, Husen menusuk kepala bosnya dengan menggunakan linggis sebanyak dua kali. Bosnya tak langsung meninggal dan ditinggal untuk minum-minum.
"Setelah dua tusukan saya tinggal keluar dulu ke angkringan, minum," ujar Husen
Husen sadar bahwa bosnya masih hidup. Dia ingat bosnya masih bernapas seperti orang mengorok.
"Masih bernapas, soalnya masih terengah-engah kaya ngorok gitu," lanjutnya.
Baru pada Jumat (5/5) dini hari, Husen langsung memutilasi bosnya itu dalam keadaan hidup. Bosnya dipotong menjadi empat bagian.
"Terus jam 4 pagi saya masuk lagi saya mulai eksekusi lagi," ujarnya.
Mencuri Uang Korban untuk Cari PSK
Husen tak lantas kabur dan menghilangkan jejak. Dia justru sempat bersenang-senang dengan pemilik angkringan yang ada di depan depot air isi ulang itu.
Uang untuk bersenang-senang itu didapatnya dari tempatnya bekerja. Dia mengambil uang sebesar Rp 7 juta dari depot air isi ulang milik korban.
"Rp 7 juta dipergunakan untuk senang-senang, buat makan, rokok, iya (nyari cewek)," kata Husen.
Mengecor Jasad Korban untuk Menghilangkan Jejak
Husen baru berpikir untuk menghilangkan jejak pada hari berikutnya. Dia mengambil semen di rumah bosnya dan mengecor bosnya sendiri di celah antar bangungan di depot air isi ulang itu.
"Iya (ditimbun dan dicor) sekitar satu harian, hari Sabtunya (6/5), sore," kata Husen.
Dia kemudian pulang ke rumahnya di Banjarnegara. Dia sempat berpamitan dengan seseorang bernama Yuli dan menitipkan kunci.
Mengaku Puas Berhasil Mutilasi Korban
Husen menyebut dirinya memotong tangan korban karena sering digunakan untuk memukul dirinya selama bekerja. Kemudian dia memotong kepala korban karena sering mengomel.
"Karena tangannya dipakai buat mukul saya makanya saya potong. Kalau kepalanya karena dia suka ngomelin saya aja. Jadi yang saya potong kepala bukan bibir. Mulut kan susah," ujar Husen.
Saat ditanya apakah dia menyesali perbuatannya, tegas Husen menjawab tidak menyesal. Bahkan dia merasa puas.
"Nggak (tidak menyesal), puas," tegasnya.
(ams/aku)