Slamet Tohari alias Mbah Slamet dukun sadis asal Banjarnegara memberikan pengakuan baru soal kasus pembunuhan berantai yang dilakukannya. Slamet mengaku membunuh para korbannya sejak 2011 silam.
Tak hanya itu, ada juga keterangan baru soal jumlah korban dan lokasi tempat eksekusi para korbannya itu. Dirangkum detikJateng, Rabu (19/4/2023), berikut tiga pengakuan terbaru Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara itu.
3 Pengakuan Terbaru Slamet Dukun Banjarnegara
1. Bunuh Klien Sejak 2011
Slamet mulanya mengaku mulai melakukan pembunuhan berantai pada 2020. Namun belakangan dia mengubah pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengakuan awal itu kan (pembunuhannya) sejak tahun 2020. Setelah dilakukan interogasi intens terhadap tersangka, nambah 16 korban. Itu dilakukan mulai tahun 2011-2012," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat ditemui di Mapolres Banjarnegara, Selasa (18/4).
2. Ada 16 Jasad Korban Belum Ditemukan
Tak hanya itu, Slamet juga mengakui masih ada jenazah korbannya yang belum ditemukan. Teranyar dia menyebut ada 16 jenazah korbannya yang belum ketemu.
"Kami sudah lakukan langkah-langkah dan upaya-upaya. Seperti melakukan interogasi terhadap tersangka. Terakhir tersangka mengakui tambah 16 korban," terang Hendri.
![]() |
3. Ada Tempat Eksekusi dan Makam Korban Lain
Hendri menyebut Slamet mengakui ada lokasi lain selain kebun yang menjadi kuburan massal 12 korbannya kemarin. Lokasi itu pun tak jauh dari kuburan massal ke-12 korbannya.
"Kami berupaya dengan tersangka dibawa ke lokasi untuk menunjukkan tempat di mana tersangka melakukan pembunuhan dan penguburan," ucap dia.
Proses pencarian pun dilakukan polisi bersama para relawan baik secara manual maupun mengerahkan alat berat. Namun, proses penggalian belum membuahkan hasil.
"Kita gali semua sampai seperti kolam tetapi belum ketemu. Ke depan kami terus melakukan interogasi terhadap tersangka sebenarnya tempat menguburnya 16 orang ini di mana," ujar Hendri.
Hendri memastikan pihaknya akan mengusut kasus ini hingga tuntas. Diharapkan masyarakat mendapat kepastian tentang jumlah korban Slamet.
"Agar masyarakat Indonesia tidak bertanya-tanya, kami akan terus dalami. Dan laporan yang masuk ke posko pengaduan orang hilang sudah ada 22 laporan. Dari jumlah itu, 8 di antaranya sudah teridentifikasi dan dibawa keluarganya. Yang lain masih menunggu hasil tes DNA," jelasnya.
Selengkapnya di halaman berikut.
Tim DVI Polda Jateng Terima 28 Laporan Orang Hilang
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes M Iqbal Alqudusy mengatakan posko antemortem atau posko DVI di Polres Banjarnegara mendapatkan 22 laporan. Enam laporan di antaranya mengaku kehilangan dua anggota keluarga sekaligus sehingga total orang yang hilang ada 28.
"Terdapat 22 pelapor. Diantaranya pelapor yang melaporkan 2 orang hilang sebanyak 6 pelapor. Jadi total orang yang dilaporkan hilang ke posko ante mortem ada 28 orang," kata Iqbal dalam keterangannya, Jumat (14/4).
Iqbal menyebut proses pencarian di areal Kebun Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara melibatkan alat berat dan juga para relawan. Pencarian tersebut juga dilakukan berdasarkan keterangan pelaku yang harus dibuktikan.
"Terdapat keterangan-keterangan baru dari tersangka. Tapi benar tidaknya harus dibuktikan, maka dari itu Polres Banjarnegara melakukan pencarian di lapangan," ujarnya.
Simak Video "Video Geger 4 Bocah Dirantai di Boyolali, Dititipkan ke Tersangka untuk Ngaji"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)