Rumah Slamet Tohari alias Mbah Slamet cukup mencolok di desanya. Rumah pria yang mengaku dukun pengganda uang itu lebih megah daripada rata-rata rumah di desa itu yang sederhana.
Bangunan berlantai dua itu juga bisa lebih mudah terlihat karena lebih tinggi dengan bangunan yang lain.
Empat pilar yang berdiri tegak di bagian depan rumah kian menambah kesan megah rumah yang berada di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di rumah tersebut Mbah Slamet tinggal bersama istri dan anak bungsunya.
Tepat disamping rumah itu, terdapat rumah dengan ukuran lebih kecil berwarna hijau. Terdapat ruang tamu di bangunan itu. Di tempat itulah Mbah Slamet biasa menerima tamu-tamunya.
Istri Mbah Slamet, Seneh tak pernah ikut ngobrol saat ada tamu. Dia memilih duduk di ruang TV.
"Saya tahunya ada tamu saya kasih minum. Tamunya di ruang tamu, setelah kasih minum saya kembali lagi," kata Seneh, Jumat (7/4/2023).
Sedangkan di depan rumah hijau itu, ada lagi bangunan terpisah yang bercat warna biru. Bangunan kecil itu merupakan ruang ritualnya. Dia melarang siapapun untuk masuk, termasuk istrinya.
detikJateng mencoba masuk ke bangunan yang sempit dan sumpek itu. Tidak terlihat adanya jendela atau ventilasi sehingga terasa lembab. Namun, tidak tercium bau apapun.
Di dalamnya, terdapat tikar dan terpal warna orange yang ditumpuk di pojok ruangan. Selain alas, juga terdapat lubang kotak dengan ukuran kecil.
Lubang tersebut memiliki kedalaman sekitar 10 centimeter. Dan di bagian bawah lubang terdapat sedikit genangan air.
![]() |
Seneh, istri Mbah Slamet mengatakan jika ruangan tersebut sudah lama dibangun. Namun ia enggan merinci waktu membangun ruangan kecil di halaman rumahnya itu.
"Itu sudah lama (ruangan ritual dibangun)," kata Seneh singkat saat ditemui di rumahnya pada Selasa (4/4/2023).
Ia mengaku tidak tahu banyak perihal ruangan kecil di depan rumahnya. Namun suaminya, kerap melakukan ritual di ruangan tersebut. Hanya ia dilarang ikut masuk ke dalam ruangan ritual itu.
"Saya tidak tahu. Tahunya kalau ada tamu di sini dan ritual selesai (di ruangan itu) terus tamunya pulang. (kalau masuk saat ritual) nggak boleh. Saya nggak pernah kesitu," ujarnya.
(ahr/ahr)