Anak Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Ingatkan Ayahnya: Itu Sihir!

Anak Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Ingatkan Ayahnya: Itu Sihir!

Tim detikJabar - detikJateng
Kamis, 06 Apr 2023 13:59 WIB
VN korban pembunuhan dukun pengganda uang Banjarnegara.
Voice note korban pembunuhan dukun pengganda uang Banjarnegara. Foto: Siti Fatimah
Solo -

Anak salah satu korban Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara mengungkap kenangan semasa dirinya berupaya mencegah sang ayah agar berhenti mengunjungi dukun itu. Berikut kisahnya.

"Saya awalnya mikirnya itu teman bisnis. Ternyata setelah pertemuan dua kalinya ke sana ke Banjarnegara lagi, iya gitu penggandaan uang, uka-uka gitu, di situ saya baru tahu," kata GE, anak bungsu Paryanto (53), dikutip dari detikJabar pada Kamis (6/4/2023).

Paryanto, warga Cisaat, Kabupaten Sukabumi, adalah salah satu korban Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara. Sebelum tewas diracun saat ritual, Paryanto sempat mengirim pesan kepada anaknya, sehingga kasus pembunuhan berantai dengan 12 korban itu terbongkar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ayah saya bisnis, di bidang kayak semacam perbatuan, terus barang-barang antik," kata GE saat ditemui detikJabar beberapa waktu lalu.

Menurut GE, penghasilan dari pekerjaan ayahnya itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maka itu GE sempat mengingatkan ayahnya agar berhenti mengunjungi Mbah Slamet untuk menggandakan uang.

ADVERTISEMENT

"Belum," ujar GE saat ditanya apakah ayahnya pernah mendapatkan hasil dari penggandaan uang.

"Iya sering ngingetin, cuman emang susah diomonginnya. Lagian itu uang sihir, uang tipu-tipu mata, nggak ada hasil. Lagian pendapatan ayah juga sudah lebih dari ini," imbuh GE.

Bukti kejayaan Paryanto juga terlihat dari tempat tinggalnya dulu di Kampung Pasar, Desa Karang Tengah, Kecamatan Cibadak.

"Rumahnya dulu sudah nggak ada, rumah dikosongin lama-lama hancur dan ambruk. Selama saya kenal, kesehariannya orangnya baik, bergaul," kata Yatno, mantan Ketua RT saat Paryanto hidup.

Pengamatan detikJabar, sisa bangunan fondasi masih ada, sebuah mobil kuno enam pintu masih terparkir di lokasi tersebut.

"Mobilnya dulu bagus, sekarang ya dibiarkan kepanasan kehujanan akhirnya begini. Hancur dan karatan," jelas Yatno.




(dil/rih)


Hide Ads