Dilansir detikSumut, Kamis (6/4/2023), pasutri asal Kabupaten Pesawaran, Lampung, itu dikenalkan oleh seorang pria bernama Kijo, warga Lampung Selatan. Kepada keluarganya, mereka mengaku ditawari pekerjaan sebagai guru sulam tapis yang menjadi keahlian Irsyad.
"Mereka sudah setahun lalu meninggalkan rumah, bilangnya ada yang nawarin kerjaan," kata kakak Irsyad, Helmi kepada wartawan, Rabu (5/4).
Helmi mengatakan Irsyad memiliki usaha sulam tapis. Dia mengaku ditawari sebagai pengajar kursus dengan bayaran per jam.
Namun, berdasarkan keterangan Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo, korban atas nama Irsyad dan korban asal Lampung lainnya, Suheri dikenalkan dengan Slamet dukun Banjarnegara yang dikatakan bisa menggandakan uang oleh Kijo.
"Dari hasil keterangan dua pihak keluarga korban ini, mereka dikenalkan dengan Mbah Slamet dari Kijo, warga Lampung Tengah di pertengahan tahun 2021. Kemudian mereka diajak ke Padepokan Mbah Slamet di Tulungagung, Jawa Tengah," kata dia, Kamis (6/4).
Kemudian, pada Agustus 2021, Irsyad dan Suheri berangkat kembali ke tempat Mbah Slamet dengan membawa istri masing-masing yakni Wahyu Triningsih dan Riani.
"Agustus 2021, mereka (para korban) berangkat kembali ke Padepokan Mbah Slamet dengan membawa masing-masing istrinya untuk melakukan penggandaan uang," terangnya.
Pada September 2021, kedua korban ini sempat menghubungi keluarga masing-masing dan mengaku akan segera pulang ke Lampung. Suheri dan Riani menghubungi keluarga di tanggal 8 September 2021 sementara Irsyad dan Wahyu Triningsih menghubungi keluarga pada 12 September 2021.
Namun, usai kontak itu masing-masing korban sudah tak bisa dihubungi keluarganya. Belakangan keluarga mengetahui jika mereka menjadi korban Slamet dukun pembunuh berantai Banjarnegara.
(ams/ams)