Pasutri di Lampung, Irsyad dan Wahyu Triningsing berangkat dari Kabupaten Pesawaran, Lampung ke Padepokan dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah usai dikenalkan seorang pria bernama Kijo, warga Lampung Selatan.
Kepada keluarga, korban mengaku ditawari pekerjaan sebagai guru sulam tapis yang menjadi keahlian Irsyad.
Hal itu disampaikan abang kandung Irsyad, Helmi kepada wartawan, Rabu (5/4/2023). Irsad dan istrinya menurut cerita keluarga, sudah setahun berangkat ke Jawa, katanya ada yang menawarkan pekerjaan sebagai guru sulam tapis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka sudah setahun lalu meninggalkan rumah, bilangnya ada yang nawarin kerjaan," kata Helmi.
Di Pesawaran, Irsyad punya usaha sulam tapis. Ia mengaku kepada keluarga ditawari bekerja sebagai pengajar kursus dengan bayaran perjam.
Namun berdasarkan keterangan terbaru dari Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo, korban atas nama Irsyad bersama korban asal Lampung lainnya, Suheri diperkenalkan dengan Mbah Slamet yang dikatakan bisa menggandakan uang oleh Kijo.
"Dari hasil keterangan dua pihak keluarga korban ini, mereka dikenalkan dengan Mbah Slamet dari Kijo, warga Lampung Tengah di pertengahan tahun 2021. Kemudian mereka diajak ke Padepokan Mbah Slamet di Tulungagung, Jawa Tengah," kata dia, Kamis (6/4/2023).
Kemudian, pada Agustus 2021, Irsyad dan Suheri berangkat kembali ke tempat Mbah Slamet dengan membawa istri masing-masing yakni Wahyu Triningsih dan Riani.
"Agustus 2021, mereka (para korban) berangkat kembali ke Padepokan Mbah Slamet dengan membawa masing-masing istrinya untuk melakukan penggandaan uang," terangnya.
Pada September 2021, kedua korban ini sempat menghubungi keluarga masing-masing dan mengaku akan segera pulang ke Lampung.
"Dari keterangan pihak keluarga juga, para korban ini sempat menghubungi di bulan September 2021 bahwa mereka akan pulang ke Lampung. Suheri dan Riani menghubungi keluarga di tanggal 8 September 2021 sementara Irsad dan Wahyu Triningsih menghubungi keluarga ditanggal 12 September 2021," ujar Kapolres.
Usai kontak terakhir itu, para korban tidak lagi menghubungi pihak keluarga hingga pihak keluarga mengetahui dari media mereka menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet.
(nkm/nkm)