Sebelum menghabisi nyawa 12 korbannya dengan racun saat ritual, Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara meminta mahar puluhan juta rupiah per orang. Untuk apa mahar atau uang pemberian wajib itu?
"Uangnya digunakan untuk membayar utang," kata Slamet Tohari saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Banjarnegara, Senin (3/4/2023).
Saat itu, korban dukun pengganda uang Banjarnegara itu baru diketahui satu orang atas nama Paryanto, warga Sukabumi, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet mengatakan, Paryanto sudah memberikan uang sebanyak Rp 70 juta kepada dirinya.
"Total Rp 70 juta. Tapi diberikan secara berangsur-angsur. Pertama Rp 20 juta, kemudian Rp 10 juta, sampai Rp 70 juta," ujar dukun asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara itu.
Dari jumlah total Rp 70 juta tersebut, Slamet menjanjikan akan menggandakannya menjadi Rp 5 miliar. Dia mengaku baru memberikan uang kepada korban Rp 11 juta.
"(Uang Rp 70 juta digandakan) Jadi Rp 5 miliar. (kepada korban Paryanto) Pernah dikasih uang. Jumlahnya Rp 11 juta total, semuanya," sebutnya.
Dalam melakukan aksinya, Slamet dukun pengganda uang ini juga menyiapkan uang mainan yang menyerupai uang Rp 100 ribu.
" Uang mainan ini digunakan untuk mengelabui korban. Biar terlihat banyak," kata dia.
Belakangan diketahui jumlah korban Mbah Slamet terus bertambah. Hingga saat ini polisi menemukan 12 korban yang telah dibunuhnya, termasuk Paryanto.
Namun saat ditanya berapa jumlah uang yang diterima dari tiap korban, Slamet mengaku lupa.
"Jumlah totalnya lupa. Ada yang Rp 40 juta, ada yang Rp 50 juta," katanya.
(dil/dil)