Korban Slamet Dukun Banjarnegara Belasan Orang, Ini Kata Sosiolog Unsoed

Korban Slamet Dukun Banjarnegara Belasan Orang, Ini Kata Sosiolog Unsoed

Anang Firmansyah - detikJateng
Rabu, 05 Apr 2023 16:09 WIB
Pembunuhan berantai di Banjarnegara menewaskan 12 orang. Aksi keji itu dilakukan oleh Slamet Tohari (Mbah Slamet) yang mengaku sebagai dukun pengganda uang.
Proses pemakaman korban serial killer Mbah Slamet di pemakaman umum warga Desa Balun. Foto: ANTARA FOTO/IDHAD ZAKARIA
Banyumas -

Banyaknya korban dukun Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, menggegerkan masyarakat. Hingga kini, korban dukun pengganda uang itu mencapai 12 orang.

Melalui media sosial, banyak warganet terheran karena masih banyak yang percaya dengan praktik dukun semacam itu. Terlebih korbannya berasal dari berbagai daerah dan latar belakang.

Sosiolog Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Dr Tri Wuryaningsih, M SI menjelaskan dari dahulu salah satu ciri masyarakat agraris, pedesaan, itu dukun menjadi salah satu hal yang diyakini bisa menjadi problem solving.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirinya memandang saat ini banyak korban pengganda uang bukan hanya mereka yang tidak berpendidikan. Namun juga yang berpendidikan dengan beragam latar belakang profesi.

"Tapi kalau saya melihat perkembangannya sepuluh tahun yang lalu pernah ada anak seorang guru besar dari Undip itu juga tewas terbunuh oleh pengganda uang," kata Tri Wuryaningsih yang juga menjabat Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan & Alumni, FISIP Unsoed saat dihubungi, Rabu (5/4/2023).

ADVERTISEMENT

Dia menyebut permasalahan masyarakat saat ini semakin kompleks, terlebih masalah keuangan yang harus terpenuhi. Hal itu mendorong masyarakat mencari cara agar kebutuhan itu bisa teratasi meski harus menggunakan cara yang tidak rasional.

"Sehingga orang itu menjadi percaya sesuatu yang tidak rasional yang diyakini itu bisa menjadi solusi atas persoalan yang dihadapi," sambung dia.

Menurutnya, saat ini banyak masyarakat yang tidak paham bagaimana cara kerja pasar uang, bagaimana investasi dan bagaimana mendatangkan uang dalam waktu cepat.

"Ini kan orang banyak yang tidak memahami cara kerja investasi makanya banyak yang terjebak dalam investasi bodong," jelasnya.

Kerja dukun yang selama ini ia ketahui, seringkali menggunakan cara-cara memberikan sugesti kepada korbannya. Dukun bisa memanipulasi seolah-olah mereka mempunyai cara yang cepat bisa menawarkan solusi instan untuk masalah keuangan.

"Ini yang sejatinya kenapa kemudian masyarakat bukan hanya yang terdidik. Tapi kalau terhambat uang dan sebagainya, masalahnya kompleks. Maka orang akan cenderung lari ke dukun atau mencari solusi instan yang membantu menyelesaikan persoalan mereka," ujarnya.

Selama ini menurutnya, tidak ada ada rumus sukses finansial dengan instan. Masih banyak masyarakat yang mempunyai mental malas dan ingin cepat sukses finansial.

"Masyarakat ini membutuhkan cara berpikir yang kritis. Apabila melihat iklan di gawai kita banyak sekali iklan yang menawarkan bisa mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat. Jangan langsung tergiur. Ini yang orang lupa, bahwa tidak ada jalan pintas untuk sukses secara finansial," pungkasnya.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads