Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya angkat bicara terkait kasus dukun pengganda uang di Banjarnegara yang menghebohkan publik. Dukun yang dikenal sebagai Mbah Slamet ini ternyata merupakan pembunuh berantai.
Hingga saat ini, korban serial killer Mbah Slamet diduga mencapai belasan orang. Gus Yahya meminta agar sang dukun bisa dihukum sesuai aturan yang ada.
"Dukunnya dihukum sesuai hukum yang ada," kata Gus Yahya ditemui wartawan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (4/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, ia juga menyoroti masyarakat yang masih percaya dengan adanya dukun pengganda uang. Menurut Gus Yahya, saat ini ada masalah serius untuk mendidik masyarakat agar tidak mudah percaya dan tertipu oleh dukun.
"Namanya masyarakat, kalau masih percaya begitu-begitu ya berarti memang belum terdidik harus didik. Kita punya masalah penguatan pendidikan, masyarakat akar rumput ini supaya tidak mudah tertipu," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi menemukan 10 mayat yang diduga korban kesadisan Mbah Slamet. Setelah dilakukan pendalaman, polisi menemukan tambahan 2 mayat.
Hingga kini total sudah 12 mayat yang ditemukan terkubur di ladang milik Mbah Slamet yang memiliki nama asli Slamet Tohari itu.
Pembunuhan berantai tersebut terkuak lantaran korban terakhirnya, PO sempat menghubungi anaknya saat berkunjung ke rumah Mbah Slamet. Dia meminta anaknya untuk mencarinya bersama aparat jika dia tidak bisa dihubungi.
Beberapa saat kemudian, ponsel milik PO tidak bisa lagi dikontak oleh anaknya. Kemudian, anaknya melapor ke polisi sehingga kejahatan dukun itu terbongkar.
(ahr/aku)