Perampokan sadis dengan senjata api terjadi di Cilacap, Senin 27 Maret 2023 kemarin. Kejadian tersebut sempat menggemparkan warga sekitar karena banyak yang ingin membantu korban namun takut karena pelaku membawa senpi.
Anak korban Nasirun (45), W (16) menjelaskan saat perampokan terjadi ia sedang tiduran di kamar.
"Saya posisi lagi tiduran di kamar. Baru pulang sekolah. Waktu itu jam setengah 3 kalau tidak salah," kata W kepada detikJateng, Selasa (28/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat hampir tertidur, tiba-tiba ia mendengar teriakkan ibunya dari arah ruang tamu. Ia kemudian keluar kamar dan melihat ke arah warung.
"Mama sempat teriak, terus saya langsung keluar kamar. Waktu itu saya lihat bapak lagi jongkok ketakutan ditodong pistol," terangnya.
Ia tak luput dari ancaman pelaku. Melihat dirinya keluar dari dalam kamar ke warung, pelaku satunya langsung menodongkan senpi.
"Yang kelihatan ada dua pistol. Saya ditodong sama salah satu pelaku yang pakai helm. Jadi saya juga ketakutan," jelasnya.
Lihat juga Video 'Rekaman CCTV Detik-detik Aksi Koboi Perampok Bank di Lampung':
Selengkapnya di halaman berikut.
Polisi Buru Pelaku
Diberitakan sebelumnya, perampokan sadis dengan senjata api terjadi di Cilacap, Senin (27/3) kemarin. Dirkrimum Polda Jateng Kombes Johanson Simamora menyebut ada indikasi pelaku kabur ke Provinsi Jawa Barat.
"Untuk curas 365 dengan senpi yang terjadi di Cilacap, kita sudah membentuk tim gabungan dari Polda maupun Polres Cilacap. Kita sudah melakukan penyelidikan, kita koordinasi dengan Polda Jabar, kita duga bahwa pelaku melarikan diri ke wilayah Jawa Barat," ujar Johanson saat ditemui di kantornya, Jalan Pahlawan, Semarang, Selasa (28/3).
Johanson menyebut polisi di Jawa Barat juga sudah bergerak untuk melakukan pencarian. Pihaknya juga melibatkan tim IT untuk melacak keberadaan pelaku.
"Dirkrimum Jabar kemudian juga tim kita, tim IT juga sedang bergerak mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terungkap pelakunya," jelasnya.
Sejauh ini, diperkirakan pelaku berjumlah tiga orang. Polisi menyebut senjata yang digunakan untuk menembak korban merupakan senjata rakitan.
"Pistol rakitan yah," katanya.
Atas kejadian ini, Johanson mengimbau agar masyarakat yang akan melakukan transaksi keuangan dalam jumlah besar agar meminta pengamanan dari polisi. Selain itu, rumah-rumah yang biasa digunakan transaksi juga diminta meningkatkan pengamanan.
"Diimbau kepada masyarakat bila mana transaksi keuangan dalam jumlah besar untuk meminta pengamanan pihak kepolisian karena antisipasi tindak kejahatan. Kemudian rumah-rumah atau adanya seperti bank, money changer, lengkapi dengan CCTV, kemudian ada call center kepolisian atau menghubungi Bhabinkamtibmas," imbaunya.