Geger Mutilasi Sadis Abby Choi Bikin Warga di Dekat TKP Trauma

Geger Mutilasi Sadis Abby Choi Bikin Warga di Dekat TKP Trauma

Tim detikHealth - detikJateng
Kamis, 02 Mar 2023 10:48 WIB
Police excavate a landfill during a search for the missing parts of 28-year-old model Abby Chois body in Hong Kong, China February 28, 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Polisi Hong Kong Gali Pembuangan Sampah Cari Potongan Tubuh Abby Choi. Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Solo -

Mengalami trauma usai gegernya kasus mutilasi Abby Choi, warga Hong Kong mulai meminta bantuan profesional. Banyak warga yang mendatangi psikolog untuk bantuan konseling, terutama yang dekat dengan TKP kejadian.

Dilansir dari detikHealth, Kamis (2/3/2023) Pihak palang merah Hong Kong menyebutkan setelah gemparnya kasus mengerikan yang terjadi pada Abby membuat banyak warga ingin konseling dengan psikolog. Trauma para warga juga makin diperkuat dengan detail pembunuhannya yang diberitakan setiap waktu.

Seorang psikolog klinis dan penanggung jawab layanan Palang Merah Hong Kong, Dr Eliza Cheung Yee-lai, menjelaskan pihaknya telah menerima permohonan bantuan dari penduduk desa yang tinggal di Lung Mei Tsuen, tepatnya TKP tempat polisi menemukan bagian tubuh Choi setelah diduga dibunuh pada Jumat (24/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga, terutama mereka yang tinggal di dekat lokasi dan mereka yang mengikuti kasus ini dengan cermat, akan mengalami perasaan tidak enak dan insomnia, yang merupakan respons normal terhadap situasi abnormal seperti itu," jelas Cheung yang dikutip dari media lokal The Standard HK.

Cheung menyarankan warga yang mengalami perasaan tidak nyaman dengan kasus mutilasi tersebut untuk mengurangi menerima informasi yang relevan. Ia juga mengatakan jika masih merasa stres selama lebih dari dua minggu, sebaiknya mereka mencari konseling profesional.

ADVERTISEMENT

Orang dewasa pun juga harus memeriksa anak-anak mereka terkait masalah tersebut, apakah sang anak bermasalah dengan kasus itu atau tidak.

Kini, Cheng dan pihaknya sedang berupaya memberikan bantuan kepada penduduk desa melalui perwakilan desa. Ia juga meminta media untuk berikan peringatan kepada pembaca dan audiens sebelum menampilkan video atau teks yang berisi gambar maupun deskripsi detail tentang kasus tersebut.

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di detikHealth dan ditulis ulang oleh Genis Naila Alfunafisa peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sip/sip)


Hide Ads