Konflik internal di dalam Keraton Kasunanan Solo kini mereda. Kedua kubu yang berkonflik, Paku Buwono XIII dan Lembaga Dewan Adat sudah bertemu dan duduk bersama.
Dalam konflik yang terjadi beberapa pekan terakhir, masing-masing kubu sempat membuat aduan ke polisi terkait kasus dugaan penganiayaan.
Meredanya konflik tersebut membuat pihak kepolisian menyarankan penyelesaian kasus melalui restorative justice (RJ). Namun, cara penyelesaian itu menunggu keputusan masing-masing pihak.
"Tergantung kepada kedua belah pihak, utamanya korban. Seperti yang disampaikan Gusti Purbo (Putra Mahkota) tadi, ya kita menunggu kedua belah pihak. Sekiranya menghendaki demikian, kita memfasilitasi untuk RJ. Namun demikian, kita upayakan untuk upaya-upaya RJ," kata Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi saat ditemui di Loji Gandrung, Rabu (4/1/2023).
RJ sendiri merupakan upaya yang dilakukan pihak kepolisian untuk mendamaikan kedua belah pihak yang terlibat perkara, dengan cara kekeluargaan. Sehingga perkara tersebut tak perlu sampai dilimpahkan ke Pengadilan, karena sudah ada perdamaian antara kedua belah pihak.
"Kita lihat nanti (pencabutan laporan). Intinya kita dorong kepada RJ. Harapan kita seperti itu," ujarnya.
Terpisah, Putra mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPH Purboyo berharap sudah tidak ada lagi masalah di Keraton. Terkait laporan ke polisi, dia menyerahkan kepada korban.
"Itu kan tergantung korban, bukan saya. Abdi dalem yang kena (penganiayaan). Saya sebagai yang ada di dalam situ pasti ikut mengawal abdi dalem yang jadi korban. Harapannya baik-baik saja," kata Purboyo.
Berikutnya, pihaknya ingin menjalin komunikasi yang baik antar keluarga, supaya tidak terjadi salah paham.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Lembaga Dewan Adat GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng telah bertemu dengan Paku Buwono (PB) XIII pada Selasa (3/1). Gusti Moeng mengaku sudah melakukan sungkem dan meminta maaf kepada PB XIII.
"Kita sungkem, nyuwun ngapunten, dan kita masuk lagi hanya akan kembali bekerja. Jika saya salah, nyuwun ngapunten. Semua ini harus kita sudahi. Yang paling utama, kita harus menjalankan pesannya PB XII, kita sama-sama menjaga keraton, agar keraton bisa lestari hingga akhir zaman," kata Gusti Moeng usai pertemuan tersebut.
(ahr/aku)