Dhio Daffa Swadilla (22), tersangka pembunuhan kedua orang tua serta kakaknya sendiri di Mertoyudan, Magelang, membuat pengakuan yang mengejutkan. Di depan wartawan dia blak-blakan mengungkap motifnya hingga tega membunuh keluarganya.
Pria itu dihadirkan dalam jumpa pers yang digelar di Mapolresta Magelang, Selasa (06/12/2022). Dhio yang tidak menampakkan wajah sedih dan penyesalan itu juga mendapat kesempatan untuk bicara.
Dia sempat mengeluhkan mengenai perlakukan keluarganya kepada dirinya. Di keluarga itu, Dhio mengaku mendapat perlakuan berbeda. Hal itu membuat dia memendam perasaan sakit hati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena sakit hati yang terpendam lama. Itu sekitar dari awal SMA. Karena seperti dianaktirikan," akunya dalam kesempatan itu.
Namun, dia juga mengungkapkan motif utamanya sehingga tega melakukan pembunuhan terhadap keluarganya dengan racun itu. Dia mengaku ditagih duit investasi yang pernah diterimanya sebesar Rp 400 juta dari orang tuanya.
"Pengajuan untuk investasi, sekitar Rp 400 juta investasinya, tiap bulan tidak pasti. Mulai bertahap dari tahun 2021," kata Dhio.
Hanya saja dia tidak menjelaskan mengenai jenis usaha yang dibuatnya dengan modal sebesar itu. Dia juga tidak menyebutkan lebih lanjut hasil dari investasi itu.
Keluarga yang kembali mengungkit modal yang pernah diberikan itu membuatnya gelap mata dan tega membunuh ayah, ibu serta kakaknya.
"(Pemicu membunuh) Ditagih hasil investasi," kata dia.
Dhio Terlihat Tak Menyesal
Saat dihadirkan di depan wartawan dalam jumpa pers tersebut, Dhio tidak menampakkan raut wajah penyesalan. Langkahnya cukup tegap saat berjalan. Dia juga berbicara cukup lantang saat mendapat kesempatan.
Polisi juga menyebut sikap Dhio sangat tenang sejak awal pembunuhan tersebut diketahui publik. Sikap tenang itu juga yang membuat polisi akhirnya merasa curiga bahwa Dhio merupakan pelaku pembunuhan itu.
"Dari awal tersangka terlihat tenang, tidak ada reaksi seperti kehilangan keluarga terdekatnya. Di sana kita sudah merasa curiga, karena dari awal tersangka menolak untuk dilakukan autopsi terhadap keluarganya," kata Plt Kasat Reskrim Polresta Magelang AKP Setyo Hermawan saat rilis kasus sekeluarga di Mertoyudan, Magelang, tewas diracun ini.
"Dari situ kita lakukan interogasi awal dan kita cek alibinya tidak konsisten sehingga kita yakin memang tersangka ini yang melakukan," sambungnya.
Anak durhaka itu lantas tidak bisa mengelak lagi. Di depan polisi, dia mengakui perbuatannya hingga akhirnya menjadi tersangka.
(ahr/ams)