Usai mengirim surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait tewasnya PNS Bapenda Semarang, Paulus Iwan Boedi Prasetijo, pihak keluarga Iwan akan mengirim surat khusus kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Pihak keluarga berharap bisa bertemu langsung dengan Andika.
"Untuk panglima ada surat khusus, rencana akan kami keluarga ini ketemu khusus," kata pengacara keluarga Iwan, Yunantyo Adi Setyawan atau akrab disapa Yas saat mendampingi keluarga di Gereja Santo Ignatius Loyola Banjardowo, Genuk, Semarang, Kamis (3/10/2022).
Menurutnya, kasus ini memang membutuhkan atensi khusus dari Panglima TNI. Sebab hingga saat ini keluarga menduga ada keterlibatan oknum TNI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu Panglima sendiri menyatakan sendiri kepada pers tentang adanya anggota yang diperiksa terkait meninggalnya almarhum," katanya.
Dalam suratnya kepada Panglima TNI, pihak keluarga telah membuat permohonan untuk bertemu secara khusus.
"Iya ada permintaan untuk bertemu," ujar Yas.
Yas menilai kasus ini akan sulit terungkap jika tidak mendapat atensi Panglima TNI. Ia berharap atensi dari Panglima TNI bisa membuat penyelidikan di lapangan berjalan dengan baik.
"Kami memerlukan atensi khusus supaya tidak terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan di bawahnya dan perlu ketegasan khusus dari Panglima sendiri agar proses hukum di lapangan nanti bisa berjalan baik kalau memang betul ada anggota dalam penyidikan dinyatakan sebagai terduga," ungkapnya.
Pihak keluarga juga mengirim surat permohonan keadilan kepada Presiden Joko Widodo. Surat itu sempat dibaca oleh anak Iwan, Theresia Alvita Saraswati sebelum dikirimkan.
"Dengan segala hormat dan kerendahan hati mohon kiranya Bapak Presiden Republik Indonesia berkenan untuk memberi perhatian lebih kepada kejadian yang menimpa almarhum," kata Saras saat membacakan surat itu.
"Kami sebelumnya adalah keluarga yang harmonis dan penuh kehangatan bagi keluarga, almarhum adalah sosok keluarga yang penuh tanggung jawab, bijaksana, dan penyayang. Kepergian almarhum di tangan manusia penuh keserakahan yang tidak bisa menggunakan akal budi dan hati nuraninya, sungguh menjadi pukulan berat bagi kami sekeluarga yang ditinggalkan," lanjutnya.
(aku/ahr)