Ferdy Sambo Disebut Terlalu Percaya Diri, Diduga gegara Faktor Kakak Asuh

Nasional

Ferdy Sambo Disebut Terlalu Percaya Diri, Diduga gegara Faktor Kakak Asuh

tim detikNews - detikJateng
Selasa, 20 Sep 2022 15:31 WIB
Pengertian Obstruction of Justice yang Jerat Sambo dkk di Kasus Brigadir J (Foto Ferdy Sambo saat rekonstruksi)
Ferdy Sambo. Foto: Rifkianto Nugroho
Solo -

Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran (UNPAD), Muradi, menyebut tersangka pembunuhan Brigadir Yoshua atau Brigadir J, Ferdy Sambo, masih punya rasa kepercayaan diri yang tinggi dalam perkara tersebut. Kepercayaan diri itu diduga lantaran Ferdy Sambo masih punya kekuatan dari kakak asuh dan adik asuh.

"Kartun rekonstruksi itu kan Bareskrim menyatakan ada FS menembak dua kali. Tapi kan begitu rekonstruksi ditolak bahwa dia tidak menembak dan dia tidak mengatakan ada upaya kemudian meminta Brigadir E untuk melakukan penembakan, bahasanya kan bukan menembak, hajar, hajar kan gitu," kata Muradi saat dihubungi, Selasa (20/9/2022), dikutip dari detikNews.

"Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS ini untuk memperingan hukuman seolah-olah dia tidak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakkan tadi. Di situ saja saya merasa, dia masih merasa confidence ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja, Muradi tidak membeberkan secara gamblang siapa sosok kakak asuh dan adik asuh yang dimaksud. Meski begitu dia menyampaikan jika kakak asuh tersebut berperan penting dalam karir Ferdy Sambo sampai melejit menjadi bintang dua.

"Dari mulai naik bintang satu, bintang dua, itu kan kakak asuhnya yang melakukan itu. Lumayan banyak (kakak asuh dan adik asuh), ada bintang dua, bintang satu yang aktif. Ada yang udah pensiun ada, tapi kan nggak terlalu berpengaruh juga (terhadap perkara)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Muradi mengatakan, dirinya hanya mengingatkan adanya bekingan Ferdy Sambo dari kakak asuh dan adik asuh agar proses hukum kasus pembunuhan Brigadir Yoshua tidak menimbulkan perlawanan. Menurutnya, dengan Ferdy Sambo mengubah BAP sama dengan melakukan perlawanan.

"Kenapa saya warning itu, supaya tidak ada perlawanan. FS merubah BAP tidak menembak itu bentuk perlawanan," jelasnya.

Muradi mengatakan Polri harus mengambil langkah sistematis terhadap orang-orang yang disebut sebagai kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo. Dia menyarankan agar kakak asuh dan adik asuh yang masih menduduki posisi strategis untuk dimutasi selama proses hukum Ferdy Sambo berjalan.

"Paling tidak langkahnya harus sistematis, sehingga beberapa orang yang dianggap kakak asuh, adik asuh itu kemudian bisa kembali fokus pada organisasi bukan orang perorang. Bahasanya kan bisa dimutasi dulu supaya tidak melakukan manuver untuk memperkuat perlawanan dari FS. Ya dimutasi atau digrounded dulu lah 3 bulan 6 bulan. Kalau prosesnya berjalan dan terbukti tidak punya keterlibatan aktif dikembalikan lagi ke posisi," ucapnya.

Lebih lanjut Muradi menyebut perkara Ferdy Sambo merupakan persoalan pribadi.

"Kalau saya sih berharap FS legowo, sudah jalani saja. Karena kalau nggak ini yang rusak organisasi. Semua dirusak, semua orang terbelah. Kalau masalah FS masalah organisasi, saya kira maklum apa yang dilakukan FS meminta bantuan banyak orang. Ini kan perlakuan yang dilakukan pribadi. Ini yang harus difokuskan Polri bahwa ini udah selesai, Polri harus fokus penguatan lembaga lagi," imbuhnya.




(apl/dil)


Hide Ads