Polisi masih mendalami peristiwa pemuda Wonogiri inisial AS (28) ditemukan tewas di sungai Desa Tanjungrejo, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Sabtu (16/7) lalu. Hasil penyelidikan sementara, polisi menyebut korban diduga dianiaya karena ada luka kekerasan benda tumpul.
"Hasil VeR (Visum et Repertum) kan memang ini ada kekerasan benda tumpul. Lalu kita lakukan penyelidikan," kata Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan saat ditemui di Mapolres Sukoharjo, Jumat (2/9/2022).
Polisi pun menduga korban tewas setelah mengalami penganiayaan.
"Mengarahnya penganiayaan atau pengeroyokan yang menyebabkan meninggal dunia," jelasnya.
Disebutkan, korban sempat menyaksikan konser dangdut di kawasan perumahan yang ada di Alas Kethu, Wonogiri, pada Sabtu (2/7) lalu. Saat itu korban sempat terlibat cekcok dengan orang lain.
Setelah itu korban dikabarkan hilang selama dua pekan. Korban akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, mengambang di aliran Bengawan Solo, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (16/7) sore.
"Penemuan mayatnya di Nguter. Kalau kejadiannya kemungkinan besar di Wonogiri. Tapi menangani sini (Polres Sukoharjo), karena penemuan di sini," jelas Wahyu.
Sebelumnya, keluarga AS merasa ada yang janggal dengan kematian korban. Keluarga menduga AS meninggal tidak wajar atau dibunuh.
"Dia (AS) itu meninggalkan rumah sejak Sabtu 2 Juli kemarin. Jadi dari mulai hilang hingga ditemukan sudah dua minggu," kata kakak korban, Eko Niko, saat ditemui detikJateng di rumahnya, Selasa (19/7).
Ia mengatakan pada awalnya AS meninggalkan rumah pada Sabtu sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu korban pergi dengan salah seorang teman kerjanya. Korban dan teman-temannya keluar untuk nongkrong di kawasan Perumahan Safira Lingkungan Seneng, Kelurahan Giriwono (Kawasan Alas Kethu).
"Awalnya sudah dilarang ibunya keluar. Tapi mendapat telepon dari temannya dan akhirnya nilapke. Perginya menggunakan sepeda motor adik (korban) saya itu," ungkap dia.
Saat nongkrong di sana, kata Eko, ada pagelaran dangdut yang diselenggarakan salah satu organisasi. Mengetahui dangdut itu korban dan temannya ikut menonton dan berjoget.
"Saat nonton itu ada sedikit kerusuhan. Setelah dangdut selesai keluar arena, tapi karena ada temannya yang ketinggalan, (dia) masuk arena dangdut lagi. Saat itu korban diturunkan. Nah temannya tadi dipanggil suruh menolong korban. Tapi saat dicari temannya, korban sudah tidak ada," ujar dia.
Menurutnya, pihak keluarga mengetahui AS hilang setelah dua hari kejadian. Saat temannya mengantar pulang sepeda motor korban, teman itu tidak menginformasikan jika korban hilang. Setelah itu keluarga dan masyarakat mencoba mencari korban di kawasan Alas Kethu, tempat terakhir korban beraktivitas.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
(rih/sip)