Penjaga kos di Bergas, Kabupaten Semarang yang menjadi tempat aksi mutilasi mengaku tak tahu menahu perihal kejadian pembunuhan yang terjadi di kos yang dikelolanya. Dia juga tidak melihat ada hal yang mencurigakan meski mayat yang terpotong-potong sempat tersimpan kamar kos pelaku beberapa hari.
Annisya Puspita yang merupakan penjaga kos mengatakan pelaku yang bernama Imam Sobari (32) dan korban K (24) tinggal disana selama satu setengah bulan. Pasangan itu juga melengkapi syarat termasuk surat nikah.
"Nggak ada ya ( tidak curiga), soalnya kalau di sini kan kalau suami istri harus ngumpulin fotokopi (KTP) yang cowok sama yang cewek, sama fotokopi surat nikah, mereka punya tapi kan mereka nikah siri jadi cuma selembar," kata Annisya saat ditemui, Kamis (28/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengakui bahwa selama tinggal di kos tersebut Imam sering terlibat cekcok dengan korban. Namun Annisya tak menyangka cekcok itu akan berujung pada pembunuhan.
"Tidak menaruh kecurigaan soalnya kan mereka rumah tangga pasti ada cekcok, tapi untuk KDRT atau berantem berlebihan itu tidak ada. Kaget ternyata sampai ada pembunuhan," jelasnya.
Sedangkan salah satu penghuni kos, Juni Anton mengaku sempat mengalami kejadian yang menurutnya cukup aneh. Menurutnya, air di tempat cuci yang ada di kos tersebut berbau anyir.
"Jadi itu pas Minggu pagi sebelum korban ditemukan itu, kami mencium bau anyir darah dari air cucian piring kami, sampai-sampai baunya nempel di mangkok. Jadi kami cuci ulang pakai air galon biar baunya hilang," kata Anton.
Meski demikian, dia sama sekali tidak menyangka telah terjadi pembunuhan dan mutilasi di kos tersebut.
Dia baru kaget saat melihat banyak polisi berdatangan di kos itu. Ternyata bau anyir itu diduga berasal dari adanya pembunuhan tersebut.
"Kami nggak curiga apapun soalnya nggak ada ribut-ribut, tiba-tiba ternyata ada banyak polisi datang ke sini, eh ternyata ada pembunuhan," keluhnya.
(ahr/aku)