Saksi Ungkap Tekad Kopda Muslimin Emoh Mati di Tangan Petugas

Saktyo Dimas R - detikJateng
Kamis, 28 Jul 2022 17:24 WIB
Jenazah Kopda M di rumah orang tuanya di Kendal, Kamis (28/7/2022). (Foto: Istimewa)
Kendal -

Kopda Muslimin yang sedang diburu karena diduga jadi otak penembakan istrinya ditemukan tewas di rumah orang tuanya, Kendal, Jawa Tengah, pagi tadi. Sempat disarankan oleh ayahnya, Mustakim, untuk menyerahkan diri, Kopda Muslimin menyebut lebih memilih untuk bersembunyi karena khawatir mati di tangan petugas jika dirinya menyerahkan diri.

Buronan tim gabungan Polisi dan TNI ini terlihat mendatangi rumah orang tuanya di gang Adem Ayem, Kelurahan Trompo, Kecamatan/Kota Kendal, sekitar pukul 05.30 WIB. Kedatangan Muslimin diketahui oleh salah satu warga Gang Adem Ayem, Rokhim.

Rokhim melihat Kopda Muslimin datang sendirian dengan menggunakan sepeda motor. "Saya tadi pagi lihat Muslimin datang ke rumah orang tuanya sendirian naik motor. Kemudian dia masuk ke rumah orang tuanya," kata Rokhim, kepada detikJateng, Kamis (28/7/2022).

Tak lama kemudian, Rokhim yang sedang berjaga di kiosnya tiba-tiba didatangi adik Muslimin yang bernama Novi. Sambil menangis, Novi meminta tolong kepada Rokhim untuk membantu menolong kakaknya.

"Saya kan lagi jaga kios, tiba-tiba Novi adiknya Muslimin datang ke saya sambil menangis. Dia minta tolong saya untuk membantu kakaknya, Muslimin, tapi Novi tidak bilang Muslimin kenapa," jelasnya.

Rokhim kemudian bergegas menuju rumah Mustakim dan mendapati anggota keluarga tersebut sedang menangis di depan jasad Muslimin.

"Saya cepat-cepat ke rumah Pak Mustakim. Sampai di rumahnya kok keluarganya pada nangis di depan jasad Muslimin. Saya kemudian dekati Pak Mustakim," terangnya.

Rokhim kemudian mendekati Mustakim dan menanyakan kejadiannya. Kepada Rokhim, Mustakim menceritakan kejadian awal hingga Muslimin ditemukan meninggal dunia.

"Mustakim cerita kalau Muslimin datang untuk meminta maaf atas perbuatan yang telah dilakukannya. Mustakim juga menasihati dan menyarankan agar Muslimin segera menyerahkan diri ke pihak yang berwajib," kata Rokhim.

Rokhim mengatakan nasihat dan saran Mustakim itu ditolak oleh Muslimin. Muslimin mengaku lebih memilih untuk bersembunyi karena khawatir mati di tangan petugas jika dirinya menyerahkan diri.

"Pak Mustakim itu cerita ke saya kalau sudah memberikan nasihat dan saran sama Muslimin untuk menyerahkan diri ke pihak yang berwajib bahkan mau diantar orang tuanya. Tapi Muslimin menolak, dia malah bilang lebih baik bersembunyi daripada harus mati di tangan pemimpin dan petugas," paparnya.

Rokhim menjelaskan saat ditemukan kondisi Muslimin tidak sadarkan diri dengan mulut mengeluarkan buih. Kemudian jasad Muslimin diangkat dan dipindahkan ke atas tempat tidur.

"Ya saat ditemukan kondisinya sudah nggak sadar dan mulutnya mengeluarkan buih. Bapaknya juga sempat membersihkan mulutnya dan memindahkan ke atas tempat tidur," ujarnya.

Jasad Kopda Muslimin kemudian dibawa ke rumah sakit Bhayangkara untuk dilakukan otopsi guna mengetahui penyebab tewasnya Muslimin.

Hasil autopsi mengindikasikan Kopda Muslimin tewas keracunan. Simak di halaman selanjutnya..




(aku/mbr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork