3 Hal Tragis tentang Kasus Ibu Gorok 3 Anak di Brebes

3 Hal Tragis tentang Kasus Ibu Gorok 3 Anak di Brebes

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 22 Mar 2022 06:20 WIB
Seorang ibu di Brebes, Kunti Utami (35), ditangkap setelah tega menganiaya tiga anaknya, Minggu (20/3/2022).
Seorang ibu di Brebes, KU (35), ditangkap setelah tega menggorok ketiga anaknya, Minggu (20/3/2022). Foto: Imam Suripto/detikJateng
Solo - Polisi masih mendalami kasus ibu berinisial KU (35) yang tega menggorok tiga anak kandungnya di Kecamatan Tonjong, Brebes, Jawa Tengah. Terkini KU dites kejiwaannya di RSUD dr Seoselo Slawi.

Peristiwa sadis ibu gorok ketiga anaknya itu terjadi di Desa/Kecamatan Tonjong, Brebes, Jawa Tengah, Minggu (20/3) lalu. Satu anak ditemukan tewas di lokasi, sedangkan dua anak lainnya masih bisa diselamatkan dan dilarikan ke rumah sakit.

Dirangkum detikJateng, berikut 3 hal tragis tentang kasus ibu gorok ketiga anaknya itu:

1. Dengar bisikan gaib

Dari hasil pemeriksaan ibu tiga anak itu mengaku mendengar bisikan gaib untuk membunuh anak-anaknya.

"Motifnya dari interogasi dan pemeriksaan, pelaku ini seperti mendapat bisikan untuk membunuh anaknya. Karena bila tidak dibunuh, maka hidupnya akan susah dan akan dibunuh orang lain. Itu hasil pemeriksaan awal saat pelaku masih mau memberikan jawaban," ungkap Kapolres Brebes AKBP Faisal Febrianto, kepada wartawan, Senin (21/3/2022).

2. Pelaku sering ngelantur saat dimintai keterangan

Selama proses interogasi, keterangan pelaku dinilai minim dan sering tiba-tiba memberikan melantur dan meracau. Untuk itu Unit Pelayan Perempuan dan Anak (PPA) satreskrim Polres Brebes membawa pelaku ke RSUD Dr Soeselo Slwai untuk dites kejiwaan.

"Pelaku sering tiba-tiba memberikan jawaban ngelantur dan ngacau," ucap Faisal.

3. Pelaku dites kejiwaan

Saat diperiksa dokter kesehatan jiwa di RSUD dr Soeselo Slawi, pelaku masih bisa berkomunikasi. Pelaku juga menceritakan usahanya terdampak pandemi COVID19.

"Masih bisa diajak komunikasi dan bahkan mengingat kejadian pada enam bulan lalu. Saat itu pelaku masih menjadi seorang perias kecantikan di salon. Kemudian sejak pandemi COVID-19, ia pun terdampak dan terpaksa menganggur. Untuk kebutuhan hidup, ia hanya mengandalkan penghasilan dari suami yang bekerja di Jakarta," kata Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD Dokter Soeselo Slawi, dr Glorio Immanuel, kepada wartawan, kemarin.

Ada tiga tahap pemeriksaan kejiwaan yang dilakukan terhadap pelaku mulai dari pemeriksaan psikiatri, profil kepribadian, dan kecerdasan pasien.

Meski begitu, tim dokter belum meminta keterangan KU soal peristiwa nahas pada Minggu (20/3) dini hari itu. Pelaku disebut masih ketakutan melihat orang banyak.

"Soal kejadian Minggu pagi belum kami tanyakan. Pelaku kerap takut," jelasnya.




(ams/ams)


Hide Ads