Warga Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengaku tertipu minyak goreng palsu lantaran tergiur harganya lebih murah. Polisi pun tengah melakukan penyelidikan, salah satunya mengamankan barang bukti berupa 25 jeriken minyak goreng palsu.
"Barang bukti yaitu 25 jeriken minyak yang diduga palsu kita amankan," jelas Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Agustinus David kepada wartawan ditemui di Mapolres Kudus, Kamis (17/2/2022).
David mengatakan polisi tengah melakukan penyelidikan, termasuk memburu pelaku dan mencari tahu asal minyak goreng palsu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Asalnya masih kita selidiki. Penjual kita buru kita lakukan penyelidikan," terang David.
David menambahkan polisi juga memeriksa beberapa saksi terkait minyak palsu tersebut.
Baca juga: Penjual Minyak Palsu di Kudus Diburu Polisi |
Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati saat bertransaksi jual beli. Dia meminta untuk mengecek terlebih dahulu barang yang dibeli.
"Ya warga masyarakat agar berhati-hati, selalu cek setelah bertransaksi ya, apakah barang yang dibeli sesuai dengan produk apa tidak," jelas David.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Cendono, Kecamatan Dawe. Kudus, mengaku tertipu minyak goreng palsu. Mereka menyebut mengalami kerugian jutaan rupiah akibat kejadian itu.
Siti Mutaharor (45) warga RT 3 RW Desa Cendono mengaku belakangan ini kesulitan mendapatkan minyak goreng di pasaran. Dia pun mengaku mendapatkan tawaran dari penjual minyak goreng yang harganya lebih murah.
"Kalau di Kudus (pasaran) itu harganya Rp 18 ribu, ini Rp 16,5 ribu per kilo lebih murah harganya," jelas Siti, Rabu (16/2).
Siti yang merupakan pengusaha kerupuk mengatakan karena harga lebih murah dan langka dia pun membeli sebanyak 21 jeriken minyak goreng. Puluhan jeriken itu dia beli dengan harga Rp 5 juta.
"Harganya (minyak goreng 21 jeriken) Rp 5,85 juta saya bayar Rp 5 juta, terus saya tuang ke sini, sisanya saya buang 20 jeriken yang palsu, ada satu jeriken yang asli," terang dia.
"Sekitar pukul 14.00 WIB ke sini bawa sampel, saya biasa saja karena orangnya baik, tidak tahu pas ngantar magrib sore gitu ya, drum mau tak cuci tidak boleh langsung ditaruh gitu ya. Tahunya kakak saya itu air bukan minyak, terus saya cek itu bukan minyak, saya buat goreng ya tidak bisa, itu dikasih sombo (pewarna) warna kuning," sambung Siti.
(rih/aku)