Sleman - Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiono menjadi korban tragedi 1965. Keduanya ditemukan terkubur di lokasi yang kerap disebut 'Lubang Buaya Jogja'. Ini potretnya.
Foto Jateng
Melihat 'Lubang Buaya Jogja', Saksi Bisu Gugurnya 2 Pahlawan Revolusi

Sebuah bangunan mirip joglo masih berdiri kokoh di dalam Kompleks Batalyon 403 yang terletak di Dusun Kentungan, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman. Di dalam bangunan itu terdapat sepetak lubang berbentuk segi empat yang menganga. Tidak terlalu dalam dan tidak terlalu besar.Β Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng
Lubang itu berukuran sekitar 180 x 120 sentimeter. Dasar lubang dibiarkan tetap berupa tanah yang rata, kemudian dinding lubang telah disemen. Sementara lantai di sekitarnya berupa porselen putih. Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng
Masuk ke joglo tempat lubang itu berada, terlihat diberi pembatas dengan rantai besi yang mengelilinginya. Terdapat pula papan di bawah lambang Garuda yang bertuliskan 'Lubang Tempat Diketemukan Kedua Pahlawan Revolusi'. Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng
Di dalam lubang dengan kedalaman sekitar 70 sentimeter ini lah lokasi penemuan jenazah petinggi Batalyon 403 itu: Komandan Komando Resort Militer 072/Pamungkas Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso dan bawahannya, Kasrem 072/Pamungkas Kolonel Infanteri (anumerta) Sugiyono. Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng
Saat ini monumen yang kerap disebut sebagai 'Lubang Buaya Jogja' itu sudah dijadikan sebuah museum. Diberi nama Museum Monumen Pahlawan Pancasila dan menjadi saksi bisu peristiwa berdarah tahun 1965. Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng
Seperti tujuh Pahlawan Revolusi yang ditemukan di sumur Lubang Buaya di Jakarta, Katamso dan Sugiyono juga menjadi korban kudeta berdarah yang dikenal dengan Gerakan 30 September 1965 atau G30S. Mereka dibunuh pada 2 Oktober 1965. Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng